Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mendingin setelah Guncangan Awal Perang Israel vs Hamas

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menetap di bawah US$86 per barel pada Selasa setelah melonjak lebih dari US$3 pada Senin.
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah cenderung mendingin pada akhir perdagangan Selasa (10/10/2023) waktu setempat, setelah mengalami lonjakan terbesar dalam enam bulan lantaran pasar mencerna dampak dari serangan mendadak Hamas terhadap Israel. Kini, pelaku pasar juga memperhitungkan peluang stimulus ekonomi baru di China.

Mengutip Bloomberg, Rabu (11/10/2023), hampir 2.000 orang telah tewas akibat konflik di Israel, yang berpotensi menimbulkan dampak geopolitik secara lebih luas. Perang kini memasuki hari keempat. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menetap di bawah US$86 per barel pada Selasa setelah melonjak lebih dari US$3 pada Senin.

“Meskipun harga minyak mentah berjangka melemah, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah membuat pasar minyak tetap waspada,” kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial Securities.

Menurut Kissler, apabila pasar terus melihat eskalasi antara Israel dan Hamas, hanya masalah waktu sampai mereka mencapai wilayah penghasil minyak. Investor sekarang menyoroti kemajuan Israel dan niat apa pun yang mereka miliki terhadap Iran.

Meskipun Israel dan Jalur Gaza hanya memainkan peran kecil dalam dunia minyak, Timur Tengah menyumbang sekitar sepertiga pasokan global, dan pasar masih khawatir akan potensi ancaman. Penegakan sanksi AS yang lebih ketat terhadap ekspor minyak mentah Iran dan segala blokade atau serangan terhadap kapal-kapal di jalur pelayaran utama merupakan risiko utama, sementara konflik juga mengubah lanskap potensi pakta keamanan AS, Saudi, dan Israel.

Presiden Joe Biden mengatakan sekitar 14 warga Amerika tewas, dan lainnya kemungkinan besar disandera oleh Hamas. Iran pada Senin membantah bahwa mereka terlibat dalam serangan itu.

Sementara itu, Tiongkok sedang mempertimbangkan langkah-langkah baru untuk membantu perekonomiannya memenuhi target pertumbuhan resmi negaranya.

Sumber Bloomberg yang mengetahui informasi tersebut mengungkapkan pengumuman stimulus ekonomi mungkin akan disampaikan pada bulan ini.

Adapun konflik Hamas vs Israel makin meningkatkan volatilitas harga minyak. Fluktuasi telah terjadi selama sebulan terakhir karena kekhawatiran atas tingginya suku bunga dan melambatnya pertumbuhan menghentikan reli yang didukung oleh penurunan produksi yang dipimpin oleh Arab Saudi. Pada Senin, pasar opsi berjangka mengalami perubahan terbesar yang mendukung keputusan bullish sejak Maret 2022, mirip ketika invasi Rusia ke Ukraina mengguncang pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper