Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) akan melaksanakan lelang 7 seri Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa, (19/9/2023) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan APBN 2023. Penawaran masuk diprediksi landai karena faktor ketidakpastian suku bunga global.
Berdasarkan pengumuman di laman resmi DJPPR dikutip Minggu, (17/9/2023), SUN yang akan dilelang terbagi dalam dua jenis yakni Surat Perbendaharaan Negara (SPN) sebanyak 2 seri dan Obligasi Negara (ON) sebanyak 5 seri.
Secara rinci, seri SPN yang akan dilelang yaitu SPN03231220 (New Issuance) dan SPN12240919 (New Issuance) dengan tingkat kupon diskonto yang keduanya jatuh tempo masing-masing 20 Desember 2023 dan 19 September 2024. Kedua seri SPN tersebut memiliki alokasi pembelian non-kompetitif maksimal 50 persen dari seluruh lelang yang dimenangkan.
Sementara itu, seri obligasi negara ditawarkan dalam 5 seri yaitu FR0095, FR0100, FR0098, FR0097, dan FR0089.
Adapun, tenor obligasi negara yang ditawarkan pun beragam mulai dari 5 tahun hingga 28 tahun, dan tingkat kupon sebesar 6,37 persen sampai 7,12 persen.
Pemerintah menetapkan target maksimal Rp21 triliun sedangkan target indikatif Rp14 triliun. Lelang akan dibuka Selasa, (19/9/2023) pukul 09.00 WIB dan ditutup pukul 11.00 WIB, sedangkan tanggal setelmen jatuh pada Kamis, (21/9/2023).
Baca Juga
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, pasar obligasi Indonesia mengalami tekanan jelang keputusan suku bunga The Fed pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan depan, 19-20 September 2023. Alhasil, yield obligasi RI merangkak naik.
Mengacu data Investing, hingga penutupan Jumat, (15/9/2023) yield obligasi Indonesia tenor 10 tahun naik 0,78 persen ke level 6,7 persen. Perlu diketahui, yield obligasi berbanding terbalik dengan harga di pasar sekunder, sehingga semakin tinggi yield maka semakin rendah harganya di pasar karena mengindikasikan sedikitnya permintaan.
"Di tengah sentimen menunggu keputusan suku bunga The Fed, pasar melemah. Di sisi lain, rupiah Indonesia juga turun pada akhir pekan, termasuk emerging market, sehingga SUN juga relatif melemah," ujar Ramdhan kepada Bisnis, dikutip Minggu, (17/9/2023).
The Fed diprediksi masih akan tetap menahan suku bunga acuan di level saat ini yaitu di kisaran 5,25-5,50 persen. Namun, The Fed masih membuka opsi kenaikan suku bunga satu kali lagi ke level 5,75 persen, setidaknya hingga akhir tahun.
Menurutnya, permintaan SUN pekan depan diprediksi melandai karena potensi kenaikan suku bunga sehingga investor asing maupun domestik masih menahan diri untuk masuk ke pasar, alhasil likuiditas menurun. “Jadi terkait lelang SUN Selasa pekan depan, di tengah kondisi seperti ini biasanya minat investor tidak terlalu banyak," jelasnya.
Meski demikian, Ramdhan memprediksi penawaran masuk masih di atas Rp20 triliun dengan SUN tenor 10 tahun yang akan paling diminati oleh investor, terutama seri FR100 yang akan menjadi benchmark pada tahun depan.
“Kalau perkiraan saya, penawaran yang masuk masih akan di atas Rp20 triliun, walaupun nanti yang dimenangkan bisa jadi di bawah yang ditetapkan ini, karena mungkin ekspektasi yield-nya lebih tinggi di pasar,” pungkas Ramdhan.
Adapun, penjualan SUN menggunakan sistem lelang Bank Indonesia (BI) yang bersifat terbuka dan menggunakan metode harga beragam. Pemerintah memiliki hak untuk menjual ke-7 seri SUN tersebut lebih besar atau lebih kecil dari jumlah indikatif yang ditentukan. SUN yang akan dilelang mempunyai nominal per unit sebesar Rp1 juta.