Bisnis.com, JAKARTA – DJPPR meraup dana Rp15 triliun dari lelang Surat Utang Negara (SUN) di pasar perdana pada 16 Mei 2023 dengan mayoritas investor di tenor panjang yaitu 10 hingga 15 tahun.
Direktur Surat Utang Negara Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan minat investor pada lelang SUN hari ini didorong oleh ekspektasi pasar soal kebijakan dovish The Fed di akhir triwulan III/2023 yang dipengaruhi oleh rilis data inflasi AS yang cenderung stabil.
“Incoming bids hari ini sebesar Rp65,45 triliun naik dari Rp44,99 triliun dibanding lelang sebelumnya. Selain itu, kondisi perekonomian domestik cukup positif, antara lain Neraca Perdagangan Indonesia bulan April 2023 yang mencatat surplus US$3,94 miliar, lebih tinggi dari bulan Maret 2023 US$2,83 miliar dan ekspektasi pasar US$3,38 miliar,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (16/5/2023).
Incoming bids investor asing pada lelang SUN hari ini meningkat signifikan menjadi Rp14,1 triliun dari Rp9,66 triliun pada lelang sebelumnya. Jumlah incoming bids dari investor asing tersebut mayoritas pada seri SUN tenor 15 tahun yaitu Rp6,0 triliun atau 42,9 persen dari total incoming bids investor asing dan dimenangkan sebesar Rp1,94 triliun atau 12,93 persen dari total awarded bids.
Mayoritas demand investor lelang pada seri SUN dengan tenor yang lebih panjang yaitu tenor 10 dan 15 tahun dengan total penawaran sebesar Rp38,93 triliun (59,48 persen dari total incoming bids) dan dimenangkan sebesar Rp7,45 triliun (49,67 persen dari total awarded bids).
Seiring dengan meningkatnya demand SUN di pasar perdana, Pemerintah berhasil mendapatkan borrowing cost yang lebih kompetitif yang ditandai dengan turunnya Weighted Average Yield (WAY) pada lelang SUN hari ini sebesar 13 s.d. 29 bps apabila dibandingkan dengan level WAY lelang sebelumnya. Penurunan terbesar pada seri SUN tenor 5 tahun yaitu sebesar 29 bps.
Baca Juga
“Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2023, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2023,” imbuh Deni.