Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia melemah akibat penurunan saham-saham teknologi besar di Wall Street. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ikut tergelincir 0,35 persen atau 24,85 poin ke 6.957,93 hingga sesi pertama perdgaangan hari ini, Senin (18/9/2023).
Saham-saham teknologi di Asia mengalami pelemahan, dan sejumlah saham di sektor tersebut diperkirakan mencatat penurunan terbesar dalam hampir sebulan. Penurunan ini terseret anjloknya saham Nvidia Corp. dan Meta Platforms Inc., yang keduanya turun lebih dari 3,5 persen pada perdagangan akhir pekan lalu.
Di pasar Indonesia, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) tampak stagnan di level Rp92, sementara saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) jatuh 4,92 persen, sedangkan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) tergelincir 0,92 persen hingga sesi pertama perdagangan hari ini.
Mengutip Bloomberg, Senin (18/9/2023), pengembang properti Tiongkok Country Garden Holdings Co., tetap menjadi fokus karena menghadapi ujian lebih lanjut pada hari Senin, termasuk pemungutan suara untuk memperpanjang pembayaran utang obligasi.
Saham-saham di Hong Kong berkinerja buruk dengan Indeks CSI 300 Tiongkok sempat menyentuh level terendah tahun ini sebelum menghapus penurunan karena para pedagang mendapat dukungan dari data minggu lalu yang menunjukkan tanda-tanda stabilisasi.
Dari Amerika Serikat, ekspektasi inflasi AS turun ke level terendah dalam lebih dari dua tahun karena konsumen semakin optimistis terhadap prospek ekonomi. Aktivitas pabrik di negara bagian New York secara tak terduga meningkat di tengah adanya pesanan baru.
Baca Juga
Menurut para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, perekonomian AS yang tangguh akan mendorong The Fed untuk memperkirakan kenaikan suku bunga sekali lagi pada tahun ini dan mempertahankan tingkat suku bunga tertinggi pada tahun depan lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
“Ekspektasi kami adalah tidak akan ada perubahan pada tahun ini. Tetapi kita akan melihat kemungkinan adanya revisi penurunan pada tahun depan dari mungkin empat pemangkasan atau penurunan 100 basis poin pada tahun depan menjadi hanya pemotongan 75 basis poin pada tahun depan untuk benar-benar menyoroti atau menandakan sinyal suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama,” kata Ben Luk, ahli strategi multi-aset senior di State Street Global Markets.
Sementara itu, tumpukan kontrak derivatif yang terkait dengan saham, opsi indeks, dan kontrak berjangka berakhir pada Jumat. Kali ini, hal tersebut bertepatan dengan penyeimbangan kembali indeks acuan termasuk S&P 500, yang merupakan katalis lain untuk lebih banyak transaksi saham.
Di tempat lain, Chevron Corp. melanjutkan produksi penuh dari fasilitas ekspor gas alam cair di Australia yang mengalami gangguan minggu lalu, bahkan ketika anggota serikat pekerja terus melakukan pemogokan di lokasi tersebut. Hal ini mengurangi tekanan pada harga gas alam.
Adapun pasar Jepang tutup hari ini karena hari libur, dan bank sentral negara tersebut akan mengadakan pertemuan akhir pekan ini.
Isu global lain yang juga menjadi fokus adalah Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman, yang akan berpidato di konferensi industri mengenai kebijakan dan prospek minyak mentah kerajaan pada Senin. Harga minyak menguat untuk hari ketiga, dengan Brent bergerak menuju US$$95 per barel karena pengurangan pasokan OPEC+ memperketat pasar.