Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini Berisiko Melemah, Cek Katalisnya

Nilai tukar rupiah berisiko terus mengalami pelemahan hingga ke posisi Rp15.500 jika The Fed mempertahankan kebijkan suku bunga tingginya.
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah berisiko terus mengalami pelemahan hingga ke posisi Rp15.500 jika The Fed mempertahankan kebijkan suku bunga tingginya.

Rupiah telah tergelincir ke posisi Rp15.341 per dolar Amerika Serikat pada Selasa (12/9/2023), melemah 0,08 persen atau 12 poin dibandingkan perdagangan sebelumnya. Rupiah berisiko semakin melemah ke Rp15.500 per dolar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan bahwa terdepresiasinya rupiah terhadap dolar as menjadi imbas dari membaiknya mayoritas data ekonomi Negeri Paman Sam tersebut. 

Menurutnya, hal tersebut telah membuka ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan tinggi untuk waktu yang lebih lama. Selain itu, pasar juga masih akan menanti perilisan data inflasi AS periode Agustus 2023 pada besok, Rabu (13/9/2023). 

"Kalau inflasi tidak menunjukkan arah menurun, maka pasar akan berekspektasi The Fed tetap mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi untuk menekan inflasi dan mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar rupiah," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (12/9/2023). 

Adapun, sentimen tersebut diprediksi akan membuka potensi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah menuju ke kisaran Rp15.500. 

Senada, Kepala Ekonom Bank Permata menilai bahwa pengumuman data inflasi Agustus periode Agustus 2023 akan menjadi salah satu indikator yang memengaruhi pergerakan nilai tukar dolar AS terhadap berbagai jenis mata uang lainnya. 

Ekspektasi pasar saat ini pun cenderung mengarah kepada kenaikan tingkat inflasi AS menjadi 3,6 persen year-on-year (yoy) dari sebelumnya sebesar 3,2 persen pada Juli 2023, akibat melonjaknya harga minyak global ke kisaran US$90 per barel. 

"Rupiah cenderung melemah seiring dengan data-data AS yang membaik dan mendorong sentimen risk-off di pasar global. Hal ini dapat terlihat pula pada pergerakan nilai tukar mata uang global seperti Euro, Yen, maupun Sterling," jelasnya ketika dihubungi Bisnis, Selasa (12/9/2023). 

Sementara itu selain rupiah, nilai tukar mata uang lain di kawasan Asia terpantau ditutup bervariasi pada perdagangan hari ini, Selasa (12/9/2023). 

Contohnya seperti won Korea yang terpantau melemah tipis 0,07 persen pada akhir perdagangan hari ini. Selain itu ada yuan China yang melemah 0,07 persen serta yen Jepang yang tercatat turun 0,10 persen.


Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper