Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Catat 7 Calon Emiten Jumbo Antre IPO hingga Akhir 2023

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 27 perusahaan yang berada dalam antrean penawaran umum perdana saham atau IPO.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 27 perusahaan yang berada dalam antrean penawaran umum perdana saham atau IPO. Bisnis/Himawan L Nugraha
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 27 perusahaan yang berada dalam antrean penawaran umum perdana saham atau IPO. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 27 perusahaan yang berada dalam antrean penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) per 25 Agustus 2023. Adapun, 7 calon emiten di antaranya memiliki aset jumbo di atas Rp250 miliar.

Berdasarkan data pipeline BEI, selain perusahaan beraset jumbo, tercatat ada 4 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp50 miliar. Sedangkan 16 perusahaan lainnya memiliki aset skala menengah di antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar yang masih antre untuk IPO.

Adapun hingga Jumat, (25/8/2023), telah tercatat 64 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI dengan dana yang dihimpun Rp49,2 triliun.

Alhasil, dengan antrean ini, jumlah emiten baru di BEI pada 2023 berpotensi mencapai 91 perusahaan tercatat jika 27 perusahaan tersebut melakukan IPO tahun ini.

Berdasarkan sektornya, perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals mendominasi dengan total 7 perusahaan. Disusul perusahaan dari sektor basic materials 4 perusahaan.

Selanjutnya ada sektor consumer cyclicals dan teknologi yang masing-masing 3 perusahaan. Disusul oleh sektor transportasi dan logistik, kesehatan, energi, dan industrial yang masing-masing 2 perusahaan.

Kemudian ada sektor infrastruktur serta properti dan real estate masing-masing 1 perusahaan.

Selain itu, dari pipeline obligasi hingga saat ini BEI juga mencatat penerbitan 75 emisi dari 50 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp86,1 triliun. Hingga Jumat, (25/8) terdapat 12 emisi dari 7 penerbit EBUS.

Sedangkan untuk right issue, BEI mencatat 26 perusahaan yang telah menerbitkan right issue dengan total nilai Rp36,9 triliun. Hingga saat ini masih ada 24 perusahaan yang masih dalam antrean pipeline right issue BEI.

Terbesar di Asia Tenggara

Tren pencatatan pendana saham atau IPO di Bursa Efek Indonesia pun menjadi yang terbesar di Asia Tenggara (Asean).

Berdasarkan data Deloitte, sepanjang semester I/2023 telah tercatat sebanyak 85 perusahaan IPO di kawasan Asean, yang meliputi negara-negara seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Vietnam. Total dana yang dihimpun tembus US$3,3 miliar atau sekitar Rp50,17 triliun (asumsi kurs Rp15.205 per dolar AS).

Dari keenam negara di Asean tersebut, kapitalisasi pasar IPO tembus sekitar US$20,01 miliar atau Rp305,62 triliun. Adapun, Indonesia menyumbang 70 persen perusahaan IPO di Asean, disusul Thailand sebesar 16 persen, Malaysia 11 persen, Filipina 2 persen, Singapura 1 persen, dan Vietnam di bawah 1 persen.

Indonesia juga menyumbang 4 dari 10 perusahaan yang menjadi IPO terbesar di Asia Tenggara sepanjang semester I/2023. Di peringkat pertama ada PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL), atau Harita Nickel pada 12 April 2023. Harita Nickel telah berhasil menghimpun dana sebesar US$650 juta atau sekitar Rp9,8 triliun.

Di peringkat kedua ada IPO PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) pada 18 April 2023. Emiten nikel terafiliasi konglomerat Garibaldi Thohir itu meraih dana IPO Rp9,2 triliun, lebih besar dari rencana awal Rp7,95 triliun.

Selanjutnya di urutan ketiga terbesar yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) yang listing pada 24 Februari 2023 yang meraih dana jumbo Rp9,05 triliun. Disusul emiten kendaraan listrik Grup Bakrie, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) yang menduduki posisi ke-8 terbesar dengan raihan dana IPO Rp875 miliar.

Tim riset Deloitte mengatakan Indonesia akan memiliki tahun terbaiknya pada 2023 dalam hal pencatatan saham perdana di pasar modal. Hal itu didukung dari melantainya beberapa emiten besar dengan sektor terintegrasi seperti pertambangan nikel, operator pembangkit listrik tenaga panas bumi, hingga perusahaan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

"Landasan kebijakan ekonomi Presiden Joko Widodo untuk memacu industri Indonesia dapat dijelaskan dalam dua hal, yaitu mengubah Indonesia menjadi pusat rantai pasokan EV global yang kuat dan memonetisasi aset komoditas milik negara," tulis Tim Riset Deloitte sebagai salah satu kantor akuntan Big Four tersebut.

BEI Catat 7 Calon Emiten Jumbo Antre IPO hingga Akhir 2023

Prospek pertumbuhan positif di Asia Tenggara dengan kondisi makro ekonomi yang stabil dan demografi yang sehat menjadi peluang menarik bagi investor asing untuk meramaikan pasar modal, terutama di Indonesia.

Meskipun demikian, pasar modal Indonesia dan negara-negara Asean lainnya masih dibayangi ketidakstabilan geopolitik, kenaikan inflasi dan suku bunga, dan juga perang Rusia dan Ukraina yang masih berkecamuk.

"Sementara pasar IPO Indonesia akan tetap panas untuk jangka waktu saat ini, sensitif terhadap perubahan potensial dalam kebijakan pemerintah Indonesia karena investor dapat mengadopsi pendekatan wait and see menjelang pemilu," pungkasnya.

Aksi IPO pada semester II/2023 di BEI pun masih semarak. PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) misalnya, yang tercatat di BEI pada 7 Juli 2023 menghimpun dana Rp10,73 triliun. Saham AMMN pun telah melonjak 100 persen lebih dari harga IPO Rp1.695.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper