Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten rumah sakit milik mantan bos PSIS, PT Charlie Hospital Semarang Tbk. (RSCH) menetapkan harga penawaran umum sebesar Rp115 per saham dengan bidikan dana segar Rp60,95 miliar.
Sebagai informasi, RSCH adalah rumah sakit milik mantan bos PSIS Junianto alias Ebes Anto. Pada saat bookbuilding perseroan menawarkan harga di rentang Rp105 hingga Rp125 per saham.
Pada rencana penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO), RSCH menawarkan 530 juta saham atau setara 20 persen dari jumlah modal di tempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp50 per saham.
RSCH menunjuk PT Shinhan Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan PT Elit Sukses Sekuritas sebagai penjamin emisi efek.
Rencananya masa penawaran umum akan berlangsung pada 22 – 24 Agustus, dengan tanggal penjatahan yaitu 24 Agustus. Sementara itu tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia di jadwalkan pada 28 Agustus.
Dengan menawarkan saham seharga Rp115 per saham, maka dana segar yang diraup RSCH yaitu Rp60,95. Prospektus IPO juga menyebutkan hanya 5,98 persen dari dana IPO yang akan digunakan untuk modal kerja RSCH. Sementara itu sebanyak 48,13 persen akan digunakan untuk penyelesaian Rumah Sakit Charlie Hospital Demak serta 45,89 persen digunakan untuk membeli peralatan medis.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan di prospektus IPO, RSCH membukukan rugi bersih per Februari 2023 sebesar Rp625,39 juta menyusut 73,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp2,39 miliar.
Pada periode dua bulan pertama 2023, RSCH membukukan kenaikan pendapatan naik 46,72 persen menjadi Rp5,94 miliar naik dibandingkan dengan Rp4,04 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu beban pokok penjualan ikut naik 14,83 persen menjadi Rp4,76 miliar dari sebelumnya tercatat sebesar Rp4,14 miliar.
Sementara itu, untuk posisi liabilitas per Februari 2023, tercatat sebesar Rp3,98 miliar dengan rincian liabilitas jangka panjang sebesar Rp289,75 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp3,69 miliar.
Dalam liabilitas jangka pendek tersebut mayoritas kewajiban berada di pos utang pihak ketiga sebesar Rp1,8 miliar, utang pajak sebesar Rp996 juta serta Rp791,64 juta untuk pos biaya yang masih harus dibayar. Biaya tersebut termasuk gaji karyawan sebesar Rp708,88 juta.
Sementara itu ekuitas tercatat sebesar Rp92,93 miliar dengan total aset tercatat sebesar Rp96,92 miliar.