Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,27 persen pada sesi I perdagangan hari ini, Senin, (28/8/2023). Saham AMMN, BMRI dan BRPT terpantau paling laris diperdagangkan.
Berdasarkan data RTI pukul 12.00 WIB atau akhir sesi I, IHSG terapresiasi 0,27 persen atau 18,5 poin ke level 6.913,94 pada sesi I perdagangan. IHSG bergerak di zona hijau pada rentang 6.903,12 sampai 6.930,19.
Tercatat, 277 saham menguat, 230 saham melemah, dan 227 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau menjadi Rp10.231 triliun.
Saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) terpantau paling laris diperdagangkan dengan frekuensi 9.660 kali dan nilai transaksinya tembus Rp205,49 miliar. Saham AMMN pun menguat 2,90 persen ke level Rp4.260 per saham.
Selanjutnya, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) paling laris diperdagangkan dengan frekuensi transaksi 3.636 kali dengan nilai tembus Rp159,4 miliar. Saham BMRI pun naik 0,85 persen ke level Rp5.950 per saham pada sesi I hari ini.
Saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) milik konglomerat Prajogo Pangestu juga laris diperdagangkan dengan frekuensi 11.450 kali dan nilai transaksi tembus Rp132,7 miliar. Adapun, saham BRPT naik 6,80 persen ke level Rp1.100 per saham.
Baca Juga
Tak ketinggalan, saham pendatang baru, PT Charlie Hospital Semarang Tbk. (RSCH) juga terpantau laris diperdagangkan dengan frekuensi 51.763 kali dengan nilai transaksi Rp93,5 miliar. Saham RSCH menguat 18,26 persen ke level Rp136 per saham.
Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih mengatakan IHSG diprediksi bergerak mixed dalam rentang 6.860 hingga 6.933 setelah pada perdagangan Jumat (25/8/2023) lalu, IHSG ditutup turun tipis 0,006 persen ke posisi 6.895,44.
“IHSG hari ini diprediksi bergerak mixed dalam range 6.860– 6.933,” kata Ratih dalam riset harian, Senin (28/8/2023).
Adapun sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan melaporkan hingga saat ini, dana yang terkumpul untuk penanganan perubahan iklim berjumlah US$500 juta atau setara Rp7,66 triliun.