Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gelontoran Dana IPO Petrindo (CUAN) ke Anak Usaha Rp218 Miliar Tunggu Kelengkapan Dokumen

PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) belum melakukan penyetoran dana IPO Rp218 miliar pada anak usahanya lantaran masih menunggu kelengkapan beberapa dokumen.
Seremoni pencatatan perdana saham SAGE, CUAN, dan TRON di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (8/3/2023)/Dok.BEI.
Seremoni pencatatan perdana saham SAGE, CUAN, dan TRON di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (8/3/2023)/Dok.BEI.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang batu bara milik taipan Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) belum melakukan penyetoran dana hasil penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada anak usahanya lantaran masih menunggu kelengkapan beberapa dokumen.

Direktur Utama Petrindo Jaya Kreasi Michael menyebutkan PT Tamtama Perkasa, anak usaha yang akan menerima kucuran dana IPO sudah mengajukan permohonan untuk pembangunan dan operasional terminal khusus batu bara (intermediate stockpile) dengan menyiapkan beberapa dokumen.

“Tamtama sudah mengajukan permohonan dengan menunjuk konsultan independen untuk melakukan kajian survei hidrologi dan oceanografi, dampak lingkungan dan pemantauan lingkungan hidup,” kata Michael dalam paparan publik insidentil, Senin (21/8/2023).

Michael menyebutkan laporan-laporan tersebut dibutuhkan sebagai syarat kelengkapan pengajuan izin pembangunan terminal khusus. Sampai dengan saat ini, dana IPO yang diraih masih disimpan di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI).

“Setelah kajian teknis dan proses perizinan [selesai] kita bisa menggunakan dana IPO tersebut,” katanya.

Seperti yang diketahui, CUAN belum merealisasikan dana IPO yang diraih sebesar Rp363,93 miliar. Pada rencana penggunaan dana IPO tersebut, CUAN akan melakukan penyetoran modal ke entitas anak yaitu PT Tamtama Perkasa sebesar Rp218,54 miliar. Adapun rencana lain adalah belanja modal untuk pembangunan ISP sebesar Rp145,39 miliar.

PT Tamtama Perkasa tercatat memiliki luas lahan sebesar 9.540 hektare yang berada di Kalimantan tengah.

Tamtama Perkasa menghasilkan produk batubara uap (thermal coal) yang kegunaan utamanya digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik dengan kualitas nilai kalori tinggi (6.100–6.500 kkal/kg GAR), tingkat sulfur kurang dari 0,5 persen dan kandungan abu tidak lebih dari 7 persen.

Saat ini, kapasitas produksi tercatat sebesar 100.000 ton per bulan. Pengoperasian peralatan juga merupakan milik sendiri. Tamtama juga bekerja sama dengan KTC Singapore sebagai kontraktor utama.  Sekitar 70 persen dari produksi Tamtama Perkasa diekspor ke empat negara yaitu Jepang, Filipina, Taiwan dan Italia.

Sementara itu, CUAN tetap optimistis terhadap permintaan batu bara hingga akhir 2023, meski mengalami koreksi jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Asumsi tersebut membuat CUAN tidak mengubah target produksi sebesar 1,1 juta ton batu bara hingga akhir tahun. 

“Sampai saat ini tidak ada revisi, [target produksi] masih sama sampai akhir 2023,” jelas Michael.

Sebagai informasi, saham CUAN kini tengah di suspensi pada Selasa (15/8/2023) dan sejak Jumat (18/8/2023) oleh BEI akibat peningkatan harga saham yang kumulatif.

Pada penutupan perdagangan Rabu (16/8/2023), saham CUAN parkir di level Rp2.570 per saham atau naik 3,21 persen dari harga penutupan hari sebelumnya.

Secara akumulasi sejak melantai di Bursa, CUAN telah naik ribuan persen persen dari harga IPO-nya sebesar Rp200 per saham.

Sementara itu, kinerja keuangan CUAN sepanjang 2022 juga tercatat mengalami kenaikan. CUAN mencatatkan kenaikan laba bersih hingga 2.490 persen menjadi Rp570,89 miliar pada 2022.

CUAN membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar Rp570,89 miliar pada 2022. Laba tersebut melejit dari 2021 sebesar Rp22,03 miliar.

Pertumbuhan laba CUAN tersebut ditopang oleh meningkatnya pendapatan hingga 277,54 persen yoy dari Rp402,47 miliar pada 2021 menjadi Rp1,51 triliun pada 2022.

Seiring meningkatnya pendapatan, beban pokok pendapatan CUAN turut meningkat 103,83 persen yoy menjadi sebesar Rp438,60 miliar, dari tahun sebelumnya sebesar Rp215,18 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper