Bisnis.com, JAKARTA - PT Charlie Hospital Semarang Tbk. (RSCH) optimistis pendapatan usaha perseroan tembus ke kisaran Rp30 miliar pada akhir 2023 setelah IPO.
Target kenaikan pendapatan ini dikemukakan oleh Direktur Utama RSCH Junianto seusai pencatatan saham perdana RSCH di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (28/8/2023).
Junianto mengatakan, pihaknya optimistis bahwa RSCH dapat mencatatkan kinerja keuangan yang cemerlang meski hingga Februari 2023, RSCH tercatat masih mengalami rugi yang mencapai Rp625,39 juta.
"Jadi kalau perbulan rata-rata Rp3 miliar, masih ada 10 bulan kan bisa itu dikalikan. Kemungkinan targe bisa tercapai [sekitar Rp30-an miliar]," ujarnya dalam konferensi pers IPO di Gedung BEI, Senin (28/8/2023).
Adapun, mantan bos PSIS itu menyampaikan bahwa perseroan telah menyiapkan berbagai strategi untuk merealisasikan target kenaikan kinerja tersebut, seperti melakukan pengadaan alat medis baru dan ekspansi bisnis dengan membangun rumah sakit baru di Kota Demak serta Ungaran.
Dirinya mengatakan, pembangunan cabang baru RS Charlie Hospital di Kota Demak ditargetkan rampung pada Januari 2024 mendatang dan rumah sakit mulai beroperasi pada Maret tahun depan.
Baca Juga
"Secara struktural atau finishing di Januari 2024, jadi kami akan berupaya bisa grand opening di Februari atau Maret 2024," sambungnya.
Sebagaimana diketahui, RSCH tercatat membukukan rugi bersih per Februari 2023 sebesar Rp625,39 juta atau menyusut 73,84 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,39 miliar.
Pada periode dua bulan pertama tahun ini, pendapatan emiten RS ini tercatat naik 46,72 persen manjadi Rp5,94 miliar dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,04 miliar.
Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok penjualan juga tercatat naik 14,83 persen menjadi Rp4,76 miliar dari yang sebelumnya tercatat sebesar Rp4,14 miliar.
Adapun, RSCH resmi mencatatkan saham perdananya di lantai Bursa pada Senin (28/8/2023). Hingga akhir perdagangan sesi I siang ini, harga saham RSCH terpantau naik 18,26 persen atau 21 poin ke posisi Rp136 per lembar saham.
Sebanyak 678,19 juta saham telah diperdagangkan dengan nilai transaksi yang mencapai Rp93,46 miliar hingga perdagangan sesi I berakhir. Raihan tersebut berhasil membuat emiten rumah sakit ini konsisten berada di posisi dua teratas top gainers.