Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar AS pada awal perdagangan Rabu (9/8/2023), setelah sebelumnya tertekan.
Pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka naik 2,5 poin atau 0,02 persen menjadi Rp15.215 per dolar AS. Indeks dolar AS terkoreksi 0,04 persen ke level 102,488.
Kemarin, rupiah ditutup turun 0,21 persen atau 32,5 poin ke Rp15.217,5 per dolar AS pada Selasa (8/8/2023). Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS sebesar 0,32 persen ke 102,37.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra menyampaikan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebagai dampak dari perilisan data ekspor dan impor China yang memburuk.
Sebelumnya, Biro Statistik China mengumumkan nilai ekspor yang anjlok lebih lanjut pada Juli 2023. Bulan lalu, nilai ekspor negeri tirai bambu itu terkontraksi sebesar 14 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Di saat bersamaan, ekspor China juga mengalami penurunan sebesar 12,4 persen secara yoy.
Menurut Ariston, penurunan nilai ekspor-impor China juga akan menjadi sentimen negatif terhadap nilai tukar rupiah selama beberapa waktu ke depan mengingat posisi China yang menjadi salah satu partner dagang terbesar Indonesia.
Baca Juga
"Pelemahan rupiah juga dipengaruhi pasar yang masih berhati-hati dengan peluang kenaikan suku bunga acuan The Fed. Peluang tersebut muncul setelah AS merilis data tingkat pengangguran," jelasnya saat dihubungi, Selasa (8/8/2023)
Meski tingkat pengangguran AS turun menjadi 3,5 persen pada Juli 2023, Ariston menilai hal itu masih berpotensi menyumbangkan kenaikan tingkat inflasi di AS.