Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Jumat (28/7/2023) ke Rp15.105 per dolar Amerika Serikat setelah The Fed dan Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk mengerek suku bunga acuan.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,70 persen atau turun 105 poin sehingga parkir di Rp15.105 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar menguat 0,22 persen atau naik 0,22 poin ke 101,76 dibandingkan dengan posisi pembukaan 101,46.
Di kawasan Asia Pasifik, mayoritas mata uang bergerak di teritorial negatif dengan kenaikan tertinggi dialami yuan China sebesar 0,08 persen. Kemudian disusul won Korea Selatan yang menguat 0,04 persen terhadap greenback.
Ringgit Malaysia menjadi mata uang dengan koreksi terdalam di kawasan Asia yakni melemah sebesar 0,75 persen. Kemudian disusul dolar Taiwan yang melemah 0,65 persen. Yen Jepang juga melemah 0,35 persen dan peso Filipina melemah 0,58 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset menyebutkan bahwa dolar menguat setelah rilis data terbaru memperlihatkan bahwa ekonomi Amerika Serikat tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan pada kuartal kedua. Hal ini mengindikasikan bahwa risiko resesi makin kecil pada paruh kedua tahun ini.menunjukkan kemungkinan resesi makin kecil pada paruh kedua tahun ini.
Dengan sinyal tersebut, The Fed kemungkinan akan melanjutkan kebijakan kenaikan suku bunga pada pertemuan selanjutnya. Hal ini lantas membuat trader menjadi lebih waspada menjelang rilis indeks pengeluaran konsumsi pribadi Juni yang merupakan salah satu acuan inflasi yang dipakai The Fed.
Baca Juga
Dari Asia, Bank of Japan pada Jumat menerapkan kebijakan kontrol kurva imbal hasil yang lebih fleksibel. Hal ini memungkinkan imbal hasil 10 tahun bergerak 0,5 persen di sekitar target 0 persen. Imbal hasil JGB 10-tahun melonjak menjadi 0,575 persen untuk pertama kalinya sejak September 2014 sebelum sedikit menurun menjadi 0,547 persen, sementara yen berayun antara kenaikan lebih dari 1 persen terhadap dolar dan kerugian 1,2 persen karena para pedagang mencerna konsekuensi potensial.
Dari dalam negeri, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan insentif terhadap eksportir yang menempatkan devisa hasil ekspor (DHE) di sistem keuangan Indonesia. Hal ini tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) 36 tahun 2023 tentang DHE yang baru diterbitkan.
Dalam PP 36 tahun 2023 tentang DHE tersebut terdapat fasilitas tambahan yaitu insentif perpajakan dan pemberian status eksportir bereputasi baik dan insentif lain yang dapat dikeluarkan oleh kementerian/lembaga lain.
Lebih lanjut, Kemenkeu memberikan insentif fiskal, sehingga penempatan DHE SDA di sistem keuangan Indonesia bisa makin memperkuat stabilitas sistem keuangan indonesia dengan adanya penempatan DHE.
Dengan melihat serangkaian sentimen di atas, Ibrahim memperkirakan rupiah akan dibuka fluktuatif pada Senin pekan depan, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.080—Rp15.150 per dolar AS.