Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.000 Usai The Fed Naikkan Suku Bunga

Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya terhadap dolar AS setelah The Fed mengerek suku bunga acuan.
Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya terhadap dolar AS setelah The Fed mengerek suku bunga acuan. Bisnis/Himawan L Nugraha
Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya terhadap dolar AS setelah The Fed mengerek suku bunga acuan. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level Rp15.000 pada perdagangan hari ini, Kamis (27/7/2023). Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,15 persen ke Rp15.000 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,21 persen ke 100,67.

Bersamaan dengan rupiah, yen Jepang naik 0,19 persen, dolar Singapura naik 0,23 persen, dolar Taiwan turun 0,06 persen, won Korea Selatan turun 0,25 persen, dan peso Filipina naik 0,10 persen.

Kemudian rupee India naik 0,15 persen, yuan China menguat 0,06 persen, ringgit Malaysia naik 0,64 persen, dan baht Thailand naik 0,43 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya mengatakan mata uang dolar AS jatuh hari ini setelah The Fed menyampaikan peningkatan suku bunga dini hari tadi sebagai peningkatan suku bunga terakhirnya. 

"Sementara itu, fokus pasar bergeser melintasi Atlantik ke keputusan suku bunga Bank Sentra Eropa di kemudian hari," tulis Ibrahim, Kamis (27/7/2023). 

Sebagaimana diketahui, The Fed pada Rabu (26/7/2023) waktu setempat menaikkan suku bunga sebesar 25 basis points, seperti yang diharapkan. Peningkatan suku bunga ini menjadi peningkatan suku bunga ke-11 The Fed dalam 12 pertemuan terakhirnya. 

Ketua The Fed Jerome Powell membuka pintu untuk peningkatan suku bunga selanjutnya pada September. Akan tetapi, para trader tidak yakin dan mengirim greenback jatuh pada hari ini, Kamis (27/7/2023). 

Sementara itu, dari dalam negeri sentimen datang dari Bank Indonesia (BI) yang kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI7DRR di level 5,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juli 2023. 

Keputusan tersebut diyakini memadai untuk memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan imported inflation dan memitigasi dampak limpahan ketidakpastian pasar keuangan global. Dengan hal tersebut, BI kemungkinan masih akan mempertahankan suku bunganya di 5,75 persen di sisa tahun 2023. 

Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan rupiah bergerak fluktuatif, tetapi ditutup menguat di rentang Rp14.970 hingga Rp15.050 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper