Bisnis.com, JAKARTA – PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) melaporkan realisasi marketing sales sampai dengan semester pertama tahun ini mencapai Rp1,6 triliun. Jumlah ini menurun jika dibandikan semester I/2022 yang mencapai Rp2,3 triliun.
Sekretaris Perusahaan Summarecon Agung, Jemmy Kusnadi, mengatakan bahwa capaian marketing sales semester I/2023 mencerminkan 32 persen dari target sepanjang tahun 2023 yang mencapai Rp5 triliun. Sementara itu, pada periode yang sama tahun lalu perseroan bisa menghasilkan 46 persen dari target 2022 yang juga dipatok Rp5 triliun.
Jemmy mengatakan bahwa pada paruh kedua tahun ini, SMRA masih akan meluncurkan beberapa produk rumah dan komersial di kawasan existing, seperti Bandung, Bogor, Bekasi, Serpong, Makassar, dan Karawang.
Selain itu, menghadapi semester II/2023, SMRA optimistis penjualan akan berjalan optimal seiring langkah Bank Indonesia (BI) yang menahan laju kenaikan suku bunga acuan sejak Januari 2023 atau enam bulan beruntun bertengger di level 5,75 persen.
“Kami optimistis penjualan properti di semester II/2023 akan cukup baik,” ujarnya.
Sementara untuk SMRA, tim riset Maybank Sekuritas Indonesia yang terdiri dari Jeffrosenberg Chenlim dan William Jefferson memperkirakan marketing sales atau penjualan pemasaran SMRA akan berkisar Rp5 triliun pada 2023-2024.
Capaian marketing sales SMRA disebut akan mendapat kontribusi dari proyek township di Serpong, Bogor, dan Bandung. Mereka menilai township Bandung dan Bogor memiliki daya tarik dengan jarak yang hanya beberapa jam dari Jakarta.
Baca Juga
Hal ini juga didukung dengan adanya Kereta Cepat Jakarta Bandung yang salah satu stasiunnya terletak di Tegalluar. Stasiun tersebut hanya berjarak 15 menit dari Summarecon Bandung yang berpotensi mendapat berkah dari adanya Kereta Cepat.
“SMRA adalah satu-satunya pengembang dari empat besar (BSDE, PWON, CTRA, SMRA) yang memiliki kota-kota besar di daerah yang paling menarik seperti Bandung dan Bogor, yang mengalami pertumbuhan nilai yang relatif tinggi dibandingkan dengan daerah lain,” demikian tertulis dalam riset Maybank Sekuritas Indonesia dikutip Senin (3/7/2023).
Sementara dari sisi pendapatan berulang atau recurring income SMRA diperkirakan tumbuh 29 persen sampai 2025. Adapun total pendapatan berulang SMRA berkontribusi hingga 25 persen dari total pendapatan 2021 atau terbesar kedua dibanding para pesaingnya.
Selain itu, dengan adanya relaksasi dari pandemi Covid-19 pendapatan berulang dapat mendorong total pendapatan SMRA tumbuh 22,5 persen pada 2023, 5,7 persen pada 2024, dan 3,1 persen pada 2025. Sementara berdasarkan nilai total pendapatan diperkirakan naik menjadi Rp2,1 triliun, Rp2,2 triliun, dan Rp2,3 triliun pada 2023, 2024, dan 2025.