Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.074, Dolar AS Tertekan

Rupiah ditutup menguat ke level Rp15.074,5 pada perdagangan hari ini, Rabu (12/7/2023). Adapun indeks dolar melemah 0,25 persen ke 101,47.
Mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di salah satu money changer, Jakarta, Sabtu (30/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di salah satu money changer, Jakarta, Sabtu (30/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level Rp15.074,5 pada perdagangan hari ini, Rabu (12/7/2023). Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,52 persen ke Rp15.074,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,25 persen ke 101,47.

Bersamaan dengan rupiah, yen Jepang naik 0,55 persen, dolar Singapura naik 0,25 persen, dolar Taiwan 0,21 persen, won Korea Selatan naik 0,40 persen, dan peso Filipina 0,61 persen.

Kemudian rupee India naik 0,11 persen, yuan China menguat 0,28 persen, ringgit Malaysia naik 0,17 persen, sementara baht Thailand turun 0,34 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan mata uang dolar merosot ke level terendah dua bulan terakhir terhadap mata uang utama pada hari Rabu, menjelang pengumuman inflasi AS. Sementara itu, Poundsterling naik ke level tertinggi 15 bulan ini, di tengah ekspektasi Bank of England (BoE) yang akan menaikkan suku bunga lebih jauh.

Menurut Ibrahim, investor akan fokus pada data inflasi AS yang akan dirilis pada hari Rabu ini, dengan ekspektasi harga konsumen inti naik 5 persen secara tahunan pada bulan Juni. Angka tersebut memberikan kejelasan lebih lanjut tentang kemajuan Federal Reserve dalam perjuangannya melawan inflasi.

Inflasi ini diperkirakan akan menarik lebih banyak kenaikan suku bunga dari The Fed, dengan bank sentral akan menaikkan suku bunga setidaknya 25 basis poin dalam pertemuan akhir Juli.

Fokus minggu ini juga menurut Ibrahim ada pada komentar dari para pejabat The Fed, termasuk Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari, dan Presiden Fed Cleveland Loretta Mester.

Sementara itu, dari dalam negeri Ibrahim menuturkan sentimen datang dari pemulihan ekonomi Indonesia yang semakin kuat. Hal tersebut terutama sejak diterpa pandemi Covid-19 sejak tiga tahun lalu.

"Optimisme proses pemulihan ekonomi yang kuat dan stabil, mendorong Indonesia kembali masuk di dalam kelompok upper-middle income country," ucap Ibrahim.

Sebagaimana diketahui, ekonomi Indonesia pada 2022 tumbuh 5,31 persen atau di atas target APBN 5,2 persen. Secara level, PDB riil tahun 2022 Indonesia sudah 7 persen di atas PDB sebelum terjadinya pandemi tahun 2019.

Capaian ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang mampu terus melakukan ekspansi secara robust dan konsisten, terutama di tengah dinamika perekonomian global yang sangat volatile pada periode tersebut, yang telah menyebabkan banyak negara kembali mengalami pelemahan ekonomi.

Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup menguat di rentang  Rp15.010-Rp15.130.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper