Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas melemah setelah data inflasi produsen AS yang lebih tinggi dari perkiraan dan penurunan klaim pengangguran menguatkan dolar serta imbal hasil obligasi, memangkas peluang pemangkasan suku bunga jumbo The Fed bulan depan.
Melansir Reuters pada Jumat (15/8/2025), harga emas di pasar spot turun 0,5% menjadi US$3.337,21 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka AS pengiriman Desember melemah 0,7% di posisi US$3.383,20 per troy ounce.
Indeks dolar AS naik 0,5% dari posisi terendah dalam lebih dari dua pekan, membuat emas batangan kurang menarik bagi pembeli di luar AS. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun juga naik dari level terendah sepekan.
Data harga produsen (PPI) AS yang lebih kuat menekan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin bulan depan. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan PPI naik 3,3% secara tahunan pada Juli, melampaui perkiraan 2,5%. Sementara klaim tunjangan pengangguran mingguan tercatat 224.000, lebih rendah dibandingkan proyeksi 228.000.
Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank Ole Hansen menuturkan, harga emas bergerak turun karena data PPI AS yang lebih tinggi dari perkiraan dapat menekan ekspektasi pemangkasan suku bunga, seiring kemungkinan inflasi inti PCE Juli juga meningkat. Hal tersebut dapat membuat The Federal Reserve lebih berhati-hati dalam memangkas suku bunga.
“Secara keseluruhan, data ini tidak mengubah pandangan bullish kami terhadap emas karena pada akhirnya The Fed akan dihadapkan pada pilihan antara melawan inflasi atau mendukung perekonomian,” tambahnya.
Baca Juga
Pelaku pasar kini cenderung memperkirakan penurunan suku bunga 25 basis poin pada September, diikuti langkah serupa pada Oktober, sejalan dengan pernyataan pejabat The Fed Mary Daly yang menolak perlunya pemangkasan 50 basis poin bulan depan.
Emas, yang kerap menjadi aset lindung nilai saat ketidakpastian ekonomi atau geopolitik, umumnya diuntungkan dari lingkungan suku bunga rendah.
“Kami tidak melihat reli emas telah berakhir — ini hanya fase konsolidasi, dengan investor bullish menunggu katalis baru. Pemangkasan suku bunga bisa menjadi pemicu untuk menghidupkan kembali reli,” kata Analis Logam Mulia Senior CRU Kiril Kirilenko.
Kirilenko menambahkan, harga emas berpotensi menguji kembali rekor tertinggi US$3.500 per troy ounce pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Adapun di pasar logam lainnya, harga perak spot turun 1,3% menjadi US$37,97 per troy ounce, platinum naik 1,1% menjadi US$1.354,33, dan paladium menguat 2% ke posisi US$1.144,50.