Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten tekstil PT Argo Pantes Tbk. (ARGO) yang tersebar di masyarakat hanya menyisakan 4,58 persen dari sebelumnya tercatat sebesar 43,48 persen akibat penerbitan saham baru melalui skema private placement dalam rangka menukar utang menjadi saham.
Emiten tekstil tersebut telah melaksanakan Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) sebanyak 89,43 persen dari modal yang dicatatkan di Bursa pada 7 Juli 2023. ARGO menerbitkan saham baru sebanyak 2.838.781.579 dengan nominal Rp500 dan harga pelaksanaan sebesar Rp570 per saham.
Akibat dari penerbitan tersebut, saham yang beredar di masyarakat ikut terdilusi menjadi 4,58 persen dari sebelumnya tercatat sebesar 43,38 persen.
Sementara itu, manajemen mengungkapkan setelah PMTHMED ARGO akan melaksanakan tahapan lanjutan untuk memenuhi ketentuan minimal saham free float.
“Pelaksanaan PMTHMETD dilakukan untuk memperbaiki posisi keuangan melalui restrukturisasi utang subordinasi dan utang konversi dari kreditur yang terafiliasi melalui konversi utang menjadi saham,” kata manajemen, dikutip Selasa (11/7/2023).
Meski demikian ARGO mengaku tidak terjadi perubahan pengendali dan pemilik manfaat akhir yaitu The Ning King.
Baca Juga
Berdasarkan data RTI Business per 30 Juni 2023 porsi kepemilikan masih terbesar masih digenggam masyarakat, disusul oleh PT Dharma Manunggal yang tercatat sebesar 29,35 persen menjadi 3,10 persen. Selanjutnya The Ning King sebagai pengendali yang memiliki porsi 10,35 persen menjadi 1,09 persen.
Kemudian Lintas Dirgaprama tercatat sebesar 9,31 persen menjadi 0,98 persen. Manunggal Prime Development tercatat sebesar 7,06 persen menjadi 0,75 persen dan The Nicolas tercatat sebesar 0,55 persen menjadi hanya 0,06 persen.
Pihak lain yang masuk menjadi pemegang saham setelah aksi korporasi tersebut adalah PT Argo Manunggal Land Development tercatat sebesar 38,74 persen, Trevor Global Ltd. sebesar 19,62 persen, PT Kukuh Manunggal Triasta sebesar 12,43 persen. Kemudian PT Ragam Logam Industrial, PT Lawe Adyaprima Spinning Mills yang masing-masing memiliki saham di bawah lima persen.
Sementara itu, saham portepel tercatat sebesar 9,32 miliar atau setara dengan Rp4,66 triliun.
Saat ini saham ARGO tercatat di level Rp486 dan masuk papan pantauan khusus BEI dengan penyematan dua notasi khusus yaitu E dan X.
Sementara itu pada RUPST yang diselenggarakan pada Juni lalu, pemegang saham menyetujui penambahan peningkatan modal dasar yang semula berjumlah 671,11 miliar menjadi Rp6,25 triliun yang terbagi atas 12,5 miliar lembar.