Bisnis.com, JAKARTA—Deretan emiten menambah modal lewat private placement atau Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) untuk membayar utang hingga modal kerja.
Dikutip dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga pekan terakhir Mei 2025, Minggu (6/7/2025), terdapat total tujuh emiten yang memilih private placement. Tujuh emiten tersebut, yakni PT Transcoal Pacific Tbk. (TCPI), PT Darma Henwa Tbk. (DEWA), PT Bali Towerindo Tbk. (BALI), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), PT Acset Indonusa Tbk. (ACST), PT Bank Jago Tbk. (ARTO), dan PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST).
Belum lama ini, PT Sidomulyo Selaras Tbk. (SDMU), emiten bidang transportasi, penyimpanan, penyewaan tangki penyimpanan bahan kimia yang berencana melakukan aksi korporasi tersebut. Dalam keterangan resminya, Jumat (4/7/2025), Direktur Utama Sido Mulyo Selaras Evelyn Magdalena Tjoe mengatakan perusahaan berencana melakukan private placement sebagai bagian dari konversi utang kepada kreditur.
Dari aksi korporasi itu, perusahaan menerbitkan 2,27 miliar saham biasa Seri B dengan nilai nominal Rp25 atau 66,68% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
“Pelaksanaan PMTHMETD dengan mengkonversi utang perseroan menjadi saham akan memberikan kemampuan bagi perseroan untuk melanjutkan kegiatan usaha yang pada akhirnya akan memberikan nilai bagi pemegang saham perseroan,” dikutip dari keterbukaan informasi.
Dari dana yang dihimpun, perusahaan berharap melunasi sisa utang sebesar Rp61,35 miliar.
Baca Juga
Emiten lain yang melakukan private placement, yakni PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG). Sebagai imbasnya, perusahaan bakal mendapat suntikan modal senilai Rp338,4 miliar dari PT Bakrie Capital Indonesia.
Aksi korporasi itu sudah mendapat persetujuan pemegang saham ENRG dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) luar biasa pada 26 Juni 2025. Jumlah saham yang akan diterbitkan dalam private placement sebanyak 1.175.000.000 saham baru Seri B dengan nilai nominal Rp100 per saham.
“PMTHMETD akan dilakukan dengan harga pelaksanaan Rp288 per saham,” tulis manajemen ENRG dalam keterbukaan informasi, dikutip Sabtu (5/7/2025).
Setelah pelaksanaan PMTHMETD, jumlah modal ditempatkan dan modal disetor penuh ENRG akan meningkat menjadi 25.996.230.250 saham atau sebesar Rp6,89 triliun. Sebelumnya, manajemen ENRG menyampaikan dana hasil dari PMTHMETD ini akan digunakan untuk mendanai keperluan belanja modal dan modal kerja blok minyak KKS Malacca Strait di Riau, Sumatra.
Tak ketinggalan, PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV) merancang aksi private placement dengan misi untuk menyuntik modal anak usaha hingga mengembalikan Indovision.
Dikutip dari keterbukaan informasi, perusahaan menyampaikan pada 26 Juni 2025 bahwa telah mendapatkan restu pemegang saham melalui RUPS Tahunan yang digelar pada 23 Juni 2025. Adapun, private placement dilakukan atas 10% dari saham yang telah ditempatkan dan disetor.
Emiten lainnya yang tercatat memilih private placement, yakni TCPI dengan penerbitan 500 juta saham baru. Harga nominal sebesar Rp100 per saham sehingga penerbitan saham baru mencapai 10% dari total modal ditempatkan dan disetor, 5 miliar saham. Dana hasil private placement digunakan untuk memperkuat modal, mengembangkan dan mendorong pertumbuhan usaha perseroan sebagai penyedia jasa angkutan laut dan logistik.
Lalu, DEWA dengan menerbitkan 18,83 miliar saham biasa Seri B dengan nilai nominal Rp50 per saham sehingga mencerminkan 46,29% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan selepas aksi korporasi itu.
Emiten menara telekomunikasi, BALI turut melakukan private placement atas 393,46 juta saham atau 10% dari jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Langkah ini ditempuh untuk pengembangan kegiatan usaha, memperkuat struktur permodalan dan keuangan perusahaan.
Entitas Grup Astra, ACST juga menggelar private placement atas 5 miliar saham. Penyaluran dana dari hasil private placement ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan kondisi keuangan ACST.
Ada pula FAST dengan private placement atas 533,33 miliar saham biasa, setara dengan 11,79% dari modal ditempatkan dan disetor. Dari aksi korporasi itu, perusahaan menggunakan Rp52 miliar untuk pembelian persediaan dan pembayaran kewajiban. Perusahaan juga menggunakan Rp28 miliar untuk biaya operasional efisiensi karyawan.
Langkah private placement juga dilakukan EMTK dan ARTO dalam program kepemilikan saham perusahaan oleh karyawan atau Management and Employee Stock Option Program (MESOP).