Bisnis.com, JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel memiliki lebih banyak portofolio menara di luar pulau Jawa, dibandingkan dengan perseroan menara lainnya, seperti TBIG dan TOWR.
Analis Yuanta Sekuritas Chandra Pasaribu menyatakan bahwa hal ini menjadi keuntungan tersendiri karena dapat meningkatkan penetrasi. “Operator telekomunikasi cenderung melakukan ekspansi lebih agresif di luar Jawa untuk meningkatkan penetrasi,” ujar Chandra kepada Bisnis, Selasa (11/7/2023).
Selain itu, Chandra juga mengungkapkan bahwa MTEL juga memiliki keunggulan dalam segi utang.
Pasalnya, emiten menara yang satu ini memiliki utang yang cenderung lebih sedikit daripada perusahaan sejenis. Jadi, mereka dapat membayar bunga yang lebih rendah dan dana tersebut dapat dikucurkan untuk operasional ataupun aksi korporasi lainnya.
“Memberikan keuntungan dari sisi laba bersih karena bunga yang lebih rendah dan fleksibilitas utang yang tinggi. Hal ini dapat berguna untuk menunjang capex, baik untuk akuisisi maupun pertumbuhan organik,” ujar Chandra.
Walaupun, Chandra memang mengungkapkan bahwa ekspansi bisnis yang akan dilakukan MTEL dalam waktu dekat masih relatif tertahan. Pasalnya, sektor telekomunikasinya yang masih dalam keadaan konsolidasi pascamerger Indosat (Ooredoo Group) dengan CK Hustchison.
Baca Juga
Sekalipun itu, Chandra masih optimis MTEL bisa mendapatkan pendapatan kotor emiten ini berada di angka Rp8,6 triliun, EBITDA di angka Rp6,8 triliun, serta pendapatan bersih di angka Rp1,9 triliun.
Chandra juga menyatakan saham MTEL ini masih undervalue. Pasalnya, harga MTEL seharusnya bisa ada di kisaran Rp860 per saham.
Tim riset JP Morgan pun merekomendasikan overweight bagi saham MTEL dan netral bagi TBIG dan TOWR. Overweight berarti saham tersebut memiliki performa yang lebih baik ketimbang kompetitor dan lebih tinggi dari indeks.
Dengan begitu, mereka menargetkan saham MTEL bisa menuju hingga ke level Rp900. "Sebagai pemain menara terkemuka, Mitratel memiliki posisi yang baik untuk pertumbuhan organik dan anorganik, menurut pandangan kami. Didukung oleh pertumbuhan data nirkabel, ekspansi jaringan, hubungan dengan operator seluler, dan fleksibilitas keuangan untuk mendukung pertumbuhan anorganik. Kami memperkirakan CAGR FY22-25E sebesar 8 persen revenue," sebut tim pada Selasa (4/7/2023).
Mereka pun memperkirakan pertumbuhan didorong oleh kombinasi pertumbuhan menara build-to-suit, peningkatan kolokasi, dan akuisisi anorganik. Tim riset JP Morgan pun menilai persyaratan sewa menara yang menarik menghasilkan kolokasi yang bagus dalam akuisisi anorganik. Dengan begitu mereka mempertahankan peringkat overweight.
Adapun risiko yang mampu mengganjal kinerja perseroan hanyalah perubahan dalam hubungan kerjasama dengan Telkom dan juga kenaikan suku bunga.