Bisnis.com, JAKARTA — Indeks LQ45 dinilai cenderung berada pada fase konsolidasi akibat pergerakan saham-saham penopang yang bervariatif. Namun, indeks LQ45 diperkirakan kembali menguat terbatas pada semester II/2023.
CEO Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo mengatakan bahwa sektor penopang Indeks LQ45 berasal dari sektor keuangan, perindustrian, teknologi, dan barang konsumen primer. Sementara sektor-sektor pemberat berasal dari energi dan barang baku.
"Prospek LQ45 di semester II/2023 diperkirakan kembali menguat meskipun relatif terbatas dengan dukungan saham-saham dari sektor perindustrian, keuangan, energi, infrastruktur, dan barang baku," ujar Praska kepada Bisnis, Kamis (29/6/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan kinerja para emiten dari sektor-sektor tersebut diproyeksi tidak mengalami perlambatan yang signifikan sehingga menjadi salah satu katalis penopang.
Di sisi lain, terdapat beberapa katalis positif yang berasal dari dalam negeri, mulai dari terkendalinya laju inflasi domestik, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang masih terjaga.
Selain itu, terdapat pula potensi pemulihan kembali tren penyaluran kredit yang mampu menjaga rata-rata kinerja dari saham-saham sektor tersebut untuk tetap mempertahankan kinerja positif sepanjang semester II/2023.
Dia pun menilai saham-saham yang masih mampu mencetak pertumbuhan kinerja pendapatan dan laba layak untuk dicermati. Terlebih lagi para saham yang memiliki valuasi menarik ditambah prospek industri yang masih positif.
Menurut Praska, beberapa emiten yang dinilai patut dicermati dan menjadi rekomendasi saham saat ini adalah ASII, ADRO, ANTM, BBTN, HRUM, INDY, INKP, INDF, PGAS, dan PTBA.
Dia menyarankan buy on weakness (BoW) untuk saham perbankan lantaran kinerja saham yang sudah meningkat sepanjang tahun berjalan atau year-to-date (YtD). Sementara itu, untuk saham berbasis komoditas seperti energi dan barang baku dia menyarankan untuk melakukan trading buy dalam jangka pendek.
Mengenai adanya potensi rebalancing konstituen indeks, dia menyebut saham-saham yang berpeluang masuk adalah sektor properti, barang baku, dan/atau barang konsumen primer.
Adapun, dia menilai LQ45 masih ditopang oleh sektor perbankan, teknologi, dan barang konsumen primer.
Secara terpisah, pengamat pasar modal Rivan Kurniawan mengatakan prospek LQ45 akan melaju lebih positif memasuki paruh kedua 2023. Sektor pendukung akan datang dari sektor perbankan, telekomunikasi, dan otomotif.
Saham perbankan yang dia maksud adalah BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI. Sementara untuk saham telekomunikasi adalah TLKM, dan otomotif adalah ASII.
"Mengenai rebalancing indeks, kemungkinan saham-saham yang menjadi pemberat indeks seperti energi dan teknologi akan keluar dari indeks," ujar Rivan kepada Bisnis, Kamis (29/6/2023).
____
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.