Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas hari ini, Rabu (28/6/2023) berisiko melemah seiring dengan kekhawatiran pasar bahwa inflasi di seluruh dunia dapat mendorong bank-bank sentral menaikkan suku bunga lebih lanjut akan mendorong The Fed memulai kembali kenaikan suku bunga.
Pada penutupan perdagangan Selasa (27/6/2023) Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange merosot 0,52 persen menjadi US$1.923,80 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$1.940,30 dan terendah di US$1.919,80.
Data ekonomi yang dirilis pada Selasa (27/6/2023) juga menekan emas. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pesanan baru AS untuk barang-barang tahan lama yang diproduksi meningkat 4,9 miliar dolar AS atau 1,7 persen, menjadi 288,2 miliar dolar AS pada Mei, naik tiga bulan berturut-turut.
Indeks harga Rumah Nasional AS dari S&P CoreLogic Case-Shiller meningkat sebesar 0,5 persen pada April berdasarkan penyesuaian musiman dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan rumah baru AS melonjak 12,2 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 763.000 unit pada Mei, level tertinggi sejak Februari 2022.
Indeks Kepercayaan Konsumen dari The Conference Board meningkat menjadi 109,7 pada Juni, naik dari 102,5 pada Mei. Investor juga sedang menunggu data inflasi utama AS yang akan dirilis pada Jumat (30/6/2023).
Baca Juga
Secara keseluruhan, angka penjualan rumah dan kepercayaan konsumen menunjukkan bahwa pembacaan inflasi yang dipantau Federal Reserve pada Jumat (30/6/2023) juga bisa datang lebih kuat dari yang diharapkan.
Dalam 12 bulan hingga April, indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi, atau indeks PCE utama, bersama dengan PCE inti, yang menghapus harga makanan dan energi yang tidak stabil, berjalan jauh di atas target Fed sebesar 2,0 persen.
"Emas tetap di bawah tekanan karena konsumen AS masih terlihat kuat," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA seperti dikutip Antara.
Dia mencatat mencatat bahwa data yang ada melukiskan "gambaran ekonomi tangguh yang dapat dikenakan pengetatan Fed lebih lanjut".
Sebelumnya, riset Monex Investindo Futures menyebutkan harga emas berpeluang bergerak turun jika dolar AS mempersolid penguatannya bila serangkaian data ekonomi AS seperti Durable Goods Orders periode Mei, serta CB Consumer Confidence periode Juni, New Home Sales periode Mei dan Richmond Manufacturing Index periode Juni yang dirilis bersamaan hasilnya lebih baik dari estimasi.
"Namun, jika data-data tersebut dirilis dengan hasil yang lebih buruk dari estimasi berpeluang melemahkan dolar AS dan menopang kenaikan harga Gold," Ujar Monex.