Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Menguat Imbas Melemahnya Dolar AS Jelang Rilis Data Inflasi AS

Harga emas menguat pada penutupan perdagangan Senin (26/6/2023) karena dolar AS melemah jelang rilis data inflasi utama pekan ini.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas global menguat pada penutupan perdagangan Senin (26/6/2023) waktu setempat, memperpanjang kenaikan untuk sesi kedua berturut-turut karena dolar AS melemah jelang data inflasi utama yang dapat menentukan tindakan bank-bank sentral utama dunia dalam beberapa minggu mendatang.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, naik 4,20 dolar AS atau 0,22 persen menjadi ditutup pada 1.933,80 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.943,40 dolar AS dan terendah di 1.931,10 dolar AS.

Pada perdagangan sesi sebelumnya, emas berjangka menguat 5,90 dolar AS atau 0,31 persen menjadi 1.929,60 dolar AS pada Jumat (23/6/2023), setelah terkoreksi 21,20 dolar AS atau 1,09 persen menjadi 1.923,70 dolar AS pada Kamis (22/6/2023), dan jatuh 2,80 dolar AS atau 0,14 persen menjadi 1.944,90 dolar AS pada Rabu (21/6/2023).

Emas turun lebih dari 2,0 persen minggu lalu dan merosot 2,6 sejauh ini bulan ini setelah merosot 1,8 persen untuk Mei. Meskipun demikian, emas masih naik lebih dari 5,0 persen sejauh tahun ini.

Indeks dolar turun 0,049 persen pada 102,680, dengan permintaan safe-haven membantu mempertahankannya di dekat angka yang tidak berubah karena kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global bertahan di tengah tindakan pengetatan agresif oleh beberapa bank sentral utama dunia.

"Investor mengadopsi sikap yang lebih hati-hati karena bank-bank sentral utama terus memerangi inflasi dengan kenaikan suku bunga pada saat sebagian besar diyakini sudah berhenti dan bersiap untuk bergerak ke arah yang berlawanan," tulis Valeria Bednarik, analis di FXStreet, sebagaimana dikutip Antara.

Investor akan mendapatkan pembaruan baru tentang kemungkinan jalur suku bunga di masa depan pada Jumat (30/6/2023) dengan rilis data Mei tentang indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, pengukur inflasi pilihan Federal Reserve.

Tetapi dengan bank sentral dari Fed hingga Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Eropa mengincar lebih banyak kenaikan suku bunga, dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS dapat melihat lonjakan baru pada titik pertengahan tahun, sehingga membebani emas.

Investor juga khawatir tentang ketegangan geopolitik yang keluar dari Rusia setelah Yevgeny Prigozhin dituduh mencoba memulai pemberontakan bersenjata, yang mendukung emas.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 47,20 sen atau 2,11 persen, menjadi ditutup pada 22,826 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli meningkat 4,90 dolar AS atau 0,53 persen, menjadi menetap pada 928,60 dolar AS per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper