Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Hari Ini Berpotensi Menguat Imbas Nada Hawksih The Fed

Harga emas hari ini berpeluang menguat karena investor mencerna prospek Federal Reserve yang hawkish tentang suku bunga.
Harga emas hari ini berpeluang menguat karena investor mencerna prospek Federal Reserve yang hawkish tentang suku bunga.l/Pexels.
Harga emas hari ini berpeluang menguat karena investor mencerna prospek Federal Reserve yang hawkish tentang suku bunga.l/Pexels.
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas hari ini berpeluang menguat karena investor mencerna prospek Federal Reserve yang hawkish tentang suku bunga, mengimbangi dukungan dari penurunan dolar secara keseluruhan minggu ini.

Pada perdagangan pekan lalu, Jumat (16/6/2023) kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, naik tipis 0,50 dolar AS atau 0,03 persen menjadi ditutup pada 1.971,20 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.980,40 dolar AS dan terendah di 1.965,40 dolar AS. Sementara dalam sepekan kemarin harga emas turun 0,3 persen.

Pejabat bank sentral AS mengeluarkan nada hawkish dalam komentar pertama mereka sejak pertemuan mereka minggu ini, karena laporan Fed mengatakan inflasi di bagian utama industri jasa "tetap tinggi dan belum menunjukkan tanda-tanda pelonggaran".

Berbicara pada sebuah konferensi Jumat (16/6/2023) di Oslo, Norwegia, Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan bahwa tekanan keuangan pada faktor perbankan merupakan faktor yang akan diawasi oleh Fed dalam menentukan sikap kebijakan moneter yang tepat ke depan.

"Inflasi tidak bergerak dan itu akan membutuhkan, mungkin, beberapa pengetatan lagi untuk mencoba menurunkannya," kata  Waller sebagaimana dikutip Antara.

Senada, Presiden Federal Reserve Richmond Tom Barkin pada Jumat (16/6/2023) di Ocean City, Maryland, mengatakan dia merasa nyaman dengan kenaikan suku bunga lebih lanjut jika permintaan yang melambat tidak mengembalikan inflasi ke target 2,0 persen Federal Reserve dengan cukup cepat.

Dia memperingatkan bahwa menghentikan kenaikan suku bunga terlalu dini dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi di kemudian hari.

Pembacaan awal indeks sentimen konsumen Universitas Michigan yang dirilis Jumat (16/6/2023) naik menjadi 63,9 pada awal Juni dari 59,2 pada Mei. Para ekonom memperkirakan indikator berada di 60,2.

Sementara itu, analis komoditas dan Founder Traderindo Wahyu Laksono menilai langkah The Fed untuk mempertahankan suku bunga dan rencana menaikkan 50 basis poin lagi merupakan kebijakan yang mendukung harga emas.

The Fed harus membawa pesan hawkish demi kredibilitas menjaga inflasi dan sinyal ekonomi tidak terancam resesi walaupun ini menjadi jeda kenaikan pertama dalam 15 bulan,” kata Wahyu, beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan langkah tersebut diperlukan agar pasar tidak mengira penahanan sebagai sinyal ancaman ekonomi.

Emas kini diperdagangkan di rentang US$1.930—US$1.985 per troy ounce. Jika pelemahan berlanjut ke US$1.930, Wahyu memperkirakan emas akan berada di kisaran US$1.920—US$1.895 per troy ounce.

“Harga akan menantikan perkembangan data hingga pertemuan The Fed selanjutnya. Namun saya melihat peluang emas berada di atas US$2.000 per troy ounce akhir tahun tetap besar,” kata dia.

Analis Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong memperkirakan perkembangan kebijakan The Fed terbaru bakal mengantarkan harga emas ke zona koreksi di kisaran US$1.850—US$1.860 per troy ounce. Meski demikian, peluang kenaikan jangka panjang tetap terbuka karena permintaan bank sentral.

“Permintaan bank sentral diperkirakan masih akan terus tinggi, hal ini bisa mendukung harga emas. Dan inflasi di AS diperkirakan masih akan terus turun, tetapi tidak pada kecepatan yang diharapkan the Fed,” kata Lukman.

Dia melanjutkan bahwa harga energi yang cenderung turun akan membawa inflasi utama makin rendah, tetapi sektor tenaga kerja AS masih sangat ketat. Kondisi itu dikhawatirkan akan menahan penurunan inflasi secara keseluruhan.

Simak pergerakan harga emas hari ini secara live.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper