Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level Rp14.940 pada perdagangan hari ini, Jumat (16/6/2023) terimbas neraca dagang Indonesia tercatat surplus sebesar US$0,44 miliar pada Mei 2023.
Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,09 persen ke Rp14.940 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,09 persen ke 102,20.
Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang turun 0,67 persen, dolar Singapura turun 0,02 persen, dolar Taiwan naik 0,11 persen, won Korea Selatan naik 0,60 persen, dan peso Filipina naik 0,16 persen.
Kemudian rupee India naik 0,33 persen, yuan China menguat 0,06 persen, ringgit Malaysia naik 0,23 persen, dan baht Thailand turun 0,13 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar menguat terhadap mata uang lainnya, mengalami rebound setelah kerugian semalam yang kuat menyusul data ekonomi yang lemah. Sementara itu, Bank of Japan mempertahankan suku bunga pada tingkat yang sangat rendah.
Dolar mendapat dorongan di awal minggu ketika Federal Reserve AS memperkirakan setidaknya dua kenaikan suku bunga akan terjadi lagi di tahun ini. Akan tetapi, sejumlah rilis ekonomi AS yang lemah, termasuk produksi industri yang melambat dan penjualan ritel yang lesu, menimbulkan pertanyaan tentang seberapa tinggi The Fed dapat menaikkan suku bunga.
Baca Juga
Sementara itu, Bank of Japan mengulangi sikap dovishnya yang bertentangan dengan kebijakan hawkish yang diambil oleh rekan-rekannya secara global.
Dari dalam negeri, pelaku pasar merespon positif setelah rilis data neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2023 tercatat surplus sebesar US$0,44 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada April 2023 sebesar US$3,94 miliar.
Menyikapi hal tersebut, Bank Indonesia (BI) memandang perkembangan ini positif bagi upaya untuk terus menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.
BI terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional. Lebih lanjut, surplus neraca perdagangan Mei 2023 terutama didorong oleh surplus neraca perdagangan nonmigas sedangkan neraca perdagangan migas mencatat defisit US$1,82 miliar.
Surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat sebesar US$2,26 miliar, menurun dibandingkan dengan surplus nonmigas bulan sebelumnya sebesar US$5,63 miliar. Hal ini sejalan dengan kenaikan ekspor nonmigas di tengah peningkatan impor nonmigas.
Adapun Ibrahim memperkirakan untuk perdagangan Senin pekan depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.920-Rp15.000.