Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp14.872 di hadapan dolar AS pada Rabu (14/6/2023) setelah data inflasi AS menunjukkan penurunan ke 4,0 persen (year on year) pada Mei 2023 dari 4,9 persen (year on year) pada April.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 0,06 persen ke posisi Rp14.872 atau turun 9,5 poin. Sementara itu indeks dolar terpantau melemah 0,06 persen ke posisi 102.858.
Mata uang Asia lainnya terpantau bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Bath Thailand menjadi mata uang yang paling menguat dengan naik 0,16 persen, disusul oleh yen Jepang 0,09 persen, rupee India menguat 0,07 persen, yuan China menguat 0,04 persen dan dolar Hong Kong menguat 0,01 persen.
Sementara itu mata uang yang paling dalam melemah yaitu won Korea turun 0,31 persen, rringgit Malaysia melemah 0,12 persen, dan peso Filipina melemah 0,08 persen.
Sebelumnya Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya memperkirakan rupiah akan dibuka fluktuatif pada hari ini Rabu (14/6/2023), tetapi berpeluang ditutup menguat di rentang Rp14.830—Rp14.920 per dolar AS.
Ibrahim menyebutkan The Fed akan memulai pertemuan pada 13—14 Juni 2023 waktu setempat.
Baca Juga
“Perhatian pasar sekarang beralih ke laporan CPI Departemen Tenaga Kerja AS yang akan dirilis pada hari Selasa waktu setempat yang diharapkan menunjukkan inflasi sedikit menurun pada Mei dan dapat memberikan ruang bagi Fed untuk menghentikan siklus kenaikan suku bunga yang agresif,” tulis Ibrahim.
Di sisi lain, keputusan suku bunga dari Bank of Japan dan Bank Sentral Eropa juga akan dirilis pekan ini. Bank Sentral Jepang diperkirakan akan mempertahankan kebijakan longgarnya. Dari dalam negeri, Survei Konsumen Mei 2023 yang dirilis Bank Indonesia mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi.
Hal tersebut terindikasi dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2023 sebesar 128,3, lebih tinggi dibandingkan dengan 126,1 pada bulan sebelumnya. Pada Mei 2023, keyakinan konsumen terpantau tetap kuat pada seluruh kategori pengeluaran.
Peningkatan optimisme terutama tercatat pada responden dengan pengeluaran Rp4,1–Rp5 juta. Berdasarkan usia, keyakinan konsumen juga terpantau optimis pada seluruh kategori usia responden, meskipun penurunan terjadi pada kelompok usia 20–-30 tahun.