Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Melemah setelah The Fed Setop Kenaikan Suku Bunga

Dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya karena Federal Reserve atau The Fed mempertahankan suku bunga acuannya.
Dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya karena Federal Reserve atau The Fed mempertahankan suku bunga acuannya. JIBI/Himawan L Nugraha. rn
Dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya karena Federal Reserve atau The Fed mempertahankan suku bunga acuannya. JIBI/Himawan L Nugraha. rn

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (14/6/2023), karena Federal Reserve atau The Fed mempertahankan suku bunga acuannya 5,00 persen-5,25 persen di akhir FOMC Juni, sejalan dengan ekspektasi pasar.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,07 persen menjadi 103,2667 pada akhir perdagangan, setelah mencapai posisi terendah empat minggu di awal sesi.

"Mempertahankan kisaran target stabil pada pertemuan ini memungkinkan komite untuk menilai informasi tambahan dan implikasinya terhadap kebijakan moneter," kata Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dalam sebuah pernyataan, mengutip Antara.

The Fed juga memproyeksikan ekonomi tumbuh 1,0 persen tahun ini, lebih tinggi dari perkiraan 0,4 persen pada Maret. Perkiraan pertumbuhan PDB untuk tahun 2024 diturunkan sebesar 0,1 poin persentase menjadi 1,1 persen.

Dalam komentar pembukaan pada konferensi persnya, Ketua Fed Powell mengatakan bahwa "hampir semua" pembuat kebijakan "berharap akan tepat untuk menaikkan suku bunga lebih jauh hingga akhir tahun."

Prakiraan baru yang dirilis bersamaan dengan keputusan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pejabat Fed memperkirakan suku bunga dana federal naik menjadi 5,6 persen, menunjukkan dua kenaikan lagi lebih lanjut hingga Desember.

Para pejabat Fed sekarang memperkirakan suku bunga fed fund akan mencapai 5,6 persen tahun ini, menyiratkan dua kenaikan 25 basis poin lagi pada tahun 2023, meningkat dari perkiraan 5,1 persen pada rangkaian perkiraan terakhir yang dirilis pada Maret.

Setelah pengumuman keputusan tersebut, dolar AS tiba-tiba melonjak, memulihkan sebagian besar kerugian yang dialaminya sebelum keputusan tersebut dirilis.

"Perlambatan inflasi AS pada Mei menjadi 4,0 persen telah memberi Federal Reserve keyakinan untuk menghentikan kenaikan suku bunga pada kisaran 5,0-5,25 persen setelah sepuluh kali kenaikan suku bunga berturut-turut sejak Maret tahun lalu," kata Srijan Katyal, kepala strategi global dan jasa-jasa perdagangan di perusahaan pialang internasional ADSS.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0836 dolar AS dari 1,0790 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2668 dolar AS dari 1,2602 dolar AS pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 139,6670 yen Jepang, lebih rendah dari 140,2840 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8992 franc Swiss dari 0,9059 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,3313 dolar Kanada dari 1,3311 dolar Kanada. Dolar AS meningkat menjadi 10,7148 krona Swedia dari 10,7138 krona Swedia.

Sementara itu, mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp14.906 di hadapan dolar AS pada penutupan perdagangan Rabu (14/6/2023) di tengah melambatnya ekonomi China yang berpotensi menurunkan kinerja ekspor Indonesia.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dtutup melemah 0,29 persen ke posisi Rp14.906 atau turun 43,5 poin. Sementara itu indeks dolar bergerak melemah 0,08 persen ke 102.836.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper