Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Naik, Hati-Hati Sinyal Suku Bunga The Fed

Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Rabu (14/6/2023), tetapi berisiko tertekan kenaikan suku bunga The Fed ke depan.
Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Rabu (14/6/2023), tetapi berisiko tertekan kenaikan suku bunga The Fed ke depan. /logammulia.com
Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Rabu (14/6/2023), tetapi berisiko tertekan kenaikan suku bunga The Fed ke depan. /logammulia.com

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Rabu (14/6/2023), menghentikan penurunan selama tiga hari berturut-turut.

Harga emas naik karena tekanan inflasi AS mereda ketika investor menunggu lebih banyak isyarat dari kesimpulan pertemuan Federal Reserve atau The Fed, mengutip Antara.

Harga emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange naik US$10,30 atau 0,53 persen menjadi US$1.968,90 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.973,90 dan terendah di 1.952,50.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Rabu (14/6/2023) bahwa indeks harga produsen (IHP) AS turun 0,3 persen pada Mei setelah naik tipis 0,2 persen pada April, tanda lain bahwa tekanan inflasi terus mereda dalam menghadapi kenaikan suku bunga berulang kali oleh Federal Reserve. IHP naik 1,1 persen pada Mei dari setahun lalu, kenaikan tahun-ke-tahun terkecil sejak Desember 2020.

Tak lama setelah lantai perdagangan emas ditutup, pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga utama AS tidak berubah pada Juni di 5,00-5,25 persen.

Namun, The Fed menaikkan target suku bunga dana Fed menjadi 5,6 persen dari 5,1 persen, yang menyiratkan dua lagi kenaikan suku bunga 25 basis poin tahun ini. Harga emas jatuh dalam perdagangan elektronik setelah pengumuman Federal Reserve.

Proyeksi baru menambahkan kemiringan hawkish pada keputusan suku bunga Fed, menunjukkan pembuat kebijakan di median melihat suku bunga acuan semalam naik dari kisaran 5,00 persen-5,25 persen saat ini menjadi kisaran 5,50 persen-5,75 persen pada akhir tahun.

"Beberapa orang mengharapkan bahwa Fed akan benar-benar berhenti bulan ini, dan juga tidak menaikkan suku bunga lagi. Namun, tampaknya anggota FOMC menjadi lebih hawkish sejak pertemuan terakhir, dan saya pikir hal itu mengejutkan investor," kata Sam Stovall, Kepala Strategi Investasi di CFRA Research, mengutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara, Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper