Bisnis.com, JAKARTA - PT Citra Tubindo Tbk. (CTBN) mengincar pertumbuhan kinerja pada 2023 seiring dengan positifnya outlook industri minyak dan gas (migas). Perseroan juga aktif menjalin kerja sama bisnis dengan Grup Pertamina.
CTBN merupakan produsen untuk Oil Country Tubular Goods (OCTG) premium yang digunakan dalam industry minyak dan gas, dan panas bumi.
Direktur Utama Citra Tubindo Fajar Wahyudi, mengungkapkan harga minyak dan gas yang tinggi memicu peningkatan investasi untuk kegiatan eksplorasi migas di seluruh dunia, terutama di Amerika Serikat dan Timur Tengah. Hal tersebut menyebabkan permintaan yang tinggi untuk produk OCTG premium.
"Selain itu, kami terus memantau resiko dari resesi global yang mungkin akan menyebabkan penurunan kebutuhan untuk migas. Situasi geopolitik juga berdampak terhadap biaya material dan logistik khususnya di tahun 2022, namun hal tersebut telah mulai membaik di tahun 2023," ungkapnya dalam paparan publik, Kamis (15/6/2023).
Risiko dari resesi global menahan beberapa operator migas untuk meminta pengiriman barang. Namun, permintaan migas diperkirakan akan meningkat dan CTBN melihat volume akan lebih tinggi di tahun 2023 jika dibandingkan tahun 2022.
Di Indonesia, aktivitas migas terbilang positif meskipun terdampak fase transisi pandemi dan tantangan global. Grup PT Pertamina (Persero) masih menjadi salah satu pelanggan terbesar CTBN.
Baca Juga
Untuk pasar ekspor, CTBN akan memperkuat portofolio pelanggan seiring dengan keberhasilan ekspansi di wilayah Timur Tengah dan Afrika. CTBN akan terus melayani pelanggan premium di pasar Asia Tenggara.
Pada kuartal I/2023, CTBN berhasil mencatatkan kinerja yang positif. Pendapatan CTBN mencapai US$48,29 juta, melonjak 215,84 persen YoY dari US$15,29 juta pada kuartal I/2022, terutama berasal dari penjualan pipa dan aksesoris.
Dari sisi segmentasi pasar, pendapatan ekspor kuartal I/2023 mencapai US$36,20 juta atau 75 persen dari pendapatan, terutama penjualan ke Timur Tengah.
Dengan meningkatnya pendapatan di kuartal I/2023, CTBN berhasil mencatatkan EBITDA sebesar US$ 6,67 juta dari sebelumnya US$ 282.000 . Hal ini memberikan kontribusi positif terhadap bottom line laba bersih sebesar US$3,59 juta, peningkatan yang signifikan dari rugi bersih sebesar US$1,60 juta pada kuartal I/2022.
Fajar Wahyudi mengungkapkan manajemen mempunyai ekspektasi yang tinggi atas profitabilitas di tahun 2023. CTBN masih memiliki sejumlah kontrak proyek jangka panjang di Indonesia, seperti dengan Grup PT Pertamina (Persero).
Di pasar ekspor, CTBN mendukung sejumlah proyek penting seperti Adnoc Mega Project di Uni Emirat Arab (UAE) dan eksplorasi migas oleh Total di Uganda. CTBN juga sedang mengembangkan peluang dalam energi transisi di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara.
Untuk meningkatkan keselamatan, kualitas, dan produktivitas di tahun 2023, CTBN telah mengalokasikan belanja modal sebesar US$2,71 juta.