Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan pipa PT Citra Tubindo Tbk. (CTBN) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$7 juta untuk pengembangan bisnis tahun depan.
Direktur Keuangan Citra Tubindo Hedi Wiluan menuturkan pihaknya akan menggunakan dana tersebut untuk membeli mesin dan peralatan guna menggenjot kapasitas produksi perseroan. Angka tersebut naik dari belanja modal yang disiapkan perseroan tahun ini sebesar US$6 juta.
“Ada mesin dan peralatan yang sudah uzur sehingga perlu diganti,” ujarnya di sela-sela paparan publik di Jakarta, Kamis (5/12/2013).
Menurutnya, perseroan menyiapkan pendanaan yang berasal dari kas internal perusahaan yang berbasis di Batam, Kepulauan Riau itu.
Untuk pendapatan, perseroan menargetkan US$210 juta tahun depan atau tumbuh tipis 2,4% dibandingkan dengan proyeksi tahun ini sebesar US$205 juta.
Direktur Utama Citra Tubindo Kris Taenar Wiluan menuturkan salah satu penopang pertumbuhan pendapatan itu adalah penambahan lini produk baru anak usaha PT Hymindo Petromas Utama, berupa aksesori pipa, seperti pup joint, cross over, hanger, dan lain-lain.
“Dengan adanya aktivitas ini, maka penjualan meningkat 118,8%,” ujarnya.
Selain itu, pendapatan perusahaan yang berbasis di Batam, Kepulauan Riau, itu juga melakukan penambahan modal senilai S$2 juta (ekuivalen dengan Rp17,45 miliar dengan asumsi 1S$=Rp8.722) kepada anak usahanya, Citra Tubindo (International) Pte Ltd.
Penambahan modal yang dilakukan kepada anak usaha yang berkedudukan di Singapura itu telah dilakukan pada 21 Oktober 2013 lalu.
Sebelumnya, modal yang ditanamkan induk usaha kepada Citra Tubindo (International) tercatat sebesar S$3,5 juta.
“Dengan demikian, penambahan modal sebesar S$2 juta itu menjadikan modal induk usaha tercatat senilai S$5,5 juta,” paparnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, Citra Tubindo membukukan pendapatan sebesar US$155,1 juta hingga kuartal III/2013 atau tumbuh 17,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$132,1 juta.
Namun sayang, kinerja pendapatan tidak sejalan dengan kinerja laba bersih perseroan yang justru turun tipis 9,2% menjadi US$23,5 juta pada periode tersebut.
