Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi Kebijakan The Fed, Rupiah Ditutup Melemah di Hadapan Dolar AS

Rupiah ditutup melemah ke Rp14.862,5 pada perdagangan hari ini (12/6/2023) jelang keputusan kebijakan moneter The Fed yang akan dirilis minggu ini.
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp14.862,5 pada perdagangan hari ini, Senin (12/6/2023), seiring dengan antisipasi investor terhadap keputusan kebijakan moneter The Fed yang akan dirilis minggu ini.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,15 persen ke Rp14.862,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS juga melemah 0,16 persen ke 103,39.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang turun 0,04 persen, dolar Singapura naik 0,14 persen, dolar Taiwan turun 0,07 persen, won Korea Selatan naik 0,27 persen, dan peso Filipina turun 0,03 persen.

Kemudian rupee India naik 0,03 persen, yuan China melemah  0,14 persen, ringgit Malaysia turun 0,09 persen, dan baht Thailand menguat 0,08 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar bergerak stabil pada hari Senin tetapi tetap melemah terhadap beberapa mata uang utama. Hal ini karena trader yang tetap waspada menjelang keputusan kebijakan moneter yang akan dirilis minggu ini oleh beberapa bank sentral, termasuk Federal Reserve.

Pertemuan kebijakan The Fed, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of Japan (BOJ) akan mengatur nada untuk minggu ini, karena pasar mencari petunjuk dari pembuat kebijakan tentang jalur suku bunga di masa depan.

Data inflasi yang akan dirilis pada hari Selasa (13/6/2023) diharapkan menjadi katalis dalam keputusan The Fed, mengingat tujuan utama bank sentral dalam siklus kenaikan suku bunga ini adalah untuk menurunkan inflasi. Inflasi tercatat masih di atas target tahunan The Fed sebesar 2 persen.

Dari dalam negeri, para pengamat meyakini cadangan devisa diperkirakan akan tetap pada tingkat yang memadai untuk menjaga ketahanan dalam menghadapi prospek ekonomi global yang masih dibayangi ketidakpastian. Sedangkan perkiraan untuk cadangan devisa akan mencapai sekitar US$135–US$155 miliar pada akhir tahun 2023, dibandingkan dengan US$137,2 miliar pada tahun 2022.

Cadangan devisa yang kuat berpotensi memberikan dukungan bagi nilai tukar rupiah terhadap dolar di tengah periode tahun politik dan ketidakpastian global yang meningkat. Dengan ketidakpastian global dan tahun politik, nilai tukar rupiah terhadap dolar di akhir tahun 2023 diperkirakan di angka  Rp14.900.

Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah dibuka berfluktuatif untuk perdagangan besok, tetapi ditutup melemah di rentang  Rp14.840-Rp14.910.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper