Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada pembukaan perdagangan awal pekan, Senin (15/5/2023) ke 6.725,86 setelah sempat melemah pada akhir pekan lalu. Saham big caps GOTO, UNVR, ASII kompak menguat.
IHSG menguat 0,27 persen pada pembukaan dan sempat menyentuh level terendah 6.708,46 sesaat setelah pembukaan. Sampai pukul 09.02 WIB, sebanyak 165 emiten mengawali perdagangan di zona hijau, 159 emiten di zona merah, dan 244 lainnya masih bertengger di harga yang sama dibandingkan dengan penutupan kemarin.
Indeks-indeks sektoral dibuka bervariasi dengan kenaikan tertinggi pada sektor kesehatan dengan penguatan 0,43 persen. Kemudian disusul sektor energi dengan kenaikan 0,39 persen, industri dasar 0,26 persen dan konsumer cyclical menguat 0,13 persen.
Sementara itu, indeks sektor transportasi melemah 0,62 persen, sektor teknologi turun 0,23 persen, dan konsumer non cyclical melemah 0,11 persen.
Di jajaran saham-saham berkapitalisasi besar, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memuncaki kenaikan dengan penguatan 1,00 persen. Kemudian disusul saham teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yang sampai pukul 09.05 WIB menguat 0,86 persen.
Selanjutnya UNVR dan TPIA menyusul dengan kenaikan 0,68 persen dan 0,45 persen. Selanjutnya ASII naik 0,40 persen.
Baca Juga
Sementara itu, beberapa saham big caps yang melemah adalah BBNI dengan koreksi 0,28 persen. Kemudian BBRI melemah 0,49 persen. Adapun TLKM masih stagnan di Rp3.980.
Phintraco Sekuritas dalam riset harian menyebutkan IHSG berpotensi melemah terbatas ke kisaran 6.680–6.690 di tengah dominasi sentimen negatif eksternal. Sementara untuk sepekan ke depan, IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif dalam rentang support 6.650 dan resistance di kisaran 6.800–6.840.
Indeks-indeks Wall Street melemah pada Jumat (12/5/2023) merespons penurunan Michigan Consumer Sentimen Prel. ke 57,5 pada Mei 2023 dari 63,5 di April 2023. Realisasi tersebut jauh lebih rendah dari perkiraan pasar di 63 untuk Mei 2023.
Selain itu, pelemahan juga dipicu oleh kabar penundaan pertemuan terkait debt ceiling antara Presiden Amerika Serikat Joe Biden dengan pemimpin Kongres AS yang semula dijadwalkan pada Jumat (12/5/2023).
Dari dalam negeri, BPS dijadwalkan merilis data Neraca Dagang Indonesia (NPI). Surplus NPI diperkirakan masih berlanjut pada April 2023. Akan tetapi, surplus tersebut terjadi seiring dengan penurunan nilai ekspor (-18,55 persen yoy) dan nilai impor (-7,85 persen yoy) pada April 2023 yang lebih dalam dari penurunan bulan sebelumnya.
Sebagian pelaku pasar telah mengantisipasi penurunan ini sejak pekan lalu, sejalan dengan penurunan indeks manufaktur China. Akan tetapi, potensi rotasi ke consumer-related atau bank masih dapat berlanjut pada pekan ini.