Bisnis.com, JAKARTA — Emiten BUMN baja, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) menargetkan pendapatan dari bisnis properti, yakni PT Krakatau Sarana Properti (KSP), dapat mencapai Rp1,1 triliun dari target Rp28 triliun total pendapatan konsolidasi pada 2023.
Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo mengatakan kontribusi tersebut diperkirakan mencapai 4 persen dari total pendapatan konsolidasi yang ditargetkan pada 2023. Dia lantas menyebut kontribusi 4 persen bisnis properti cukup signifikan dalam menyumbang laba bersih dan EBITDA.
“Hal ini terlihat dari target kontribusi laba bersih yaitu 12 persen atau setara Rp161 miliar dari total target laba bersih Krakatau Steel dan EBITDA 17 persen atau setara Rp359 miliar dari total target EBITDA Krakatau Steel secara konsolidasian,” ujar Purwono kepada Bisnis, Minggu (14/5/2023).
Krakatau Steel memiliki unit bisnis properti melalui subholding PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) dan anak usahanya, yakni PT Krakatau Sarana Properti (KSP). Anak usaha tersebut mengelola tiga kawasan industri dengan total kelolaan area sekitar 3.250 hektare.
Lebih lanjut, dia mengatakan prospek bisnis properti terutama di Cilegon dan sekitarnya akan terus tumbuh berkembang pada 2023. Hal ini seiring pesatnya perkembangan industri baja serta kimia dasar di wilayah Krakatau Steel.
Adapun perkembangan tersebut didukung oleh adanya aktivitas pembangunan ekspansi pabrik dari dua grup bisnis petrokimia, serta beberapa rencana pengembangan klaster baja 10 juta ton di Cilegon.
Baca Juga
“Tentunya akan berdampak pada bisnis turunan serta berpotensi meningkatkan permintaan atas kawasan industri dan properti terkait di masa mendatang,” tuturnya.
Saat ini, Krakatau Steel tengah fokus dalam menyelesaikan persiapan komersialisasi Kawasan Industri Krakatau 3 dengan total area sekitar 420 hektare. Kemudian Krakatau Steel juga mempersiapkan Krakatau Urban Valley dengan luas 180 hektare.
Pengembangan tersebut dilakukan dalam rangka perkembangan bisnis pada Kawasan Industri Krakatau, dan juga untuk mengantisipasi pertumbuhan tenaga kerja yang masih dengan peningkatan klaster baja dan petrokimia.
Purwono menyebut PT KSI akan terus secara bertahap merealisasikan Krakatau Urban Valley baik dari sisi KSI maupun kerjasama strategis. Adapun PT PP Properti Tbk. (PPRO) merupakan salah satu calon partner yang menjajaki kerjasama dengan PT KSI untuk Krakatau Urban Valley.
Kerjasama dengan PPRO tersebut masih dalam tahap pembicaraan untuk membentuk kerjasama yang saling menguntungkan. Beberapa alternatif jenis kerjasama juga masih dalam tahap kajian internal PT KSI.
“Saat ini PT KSI sudah membuat master plan nya dan sudah dikomunikasikan dengan pemerintah daerah untuk sosialisasi dan perijinan,” jelasnya.
Krakatau Urban Valley disebut akan mendukung kawasan industri Krakatau yang akan mendapatkan banyak investasi dari steel cluster maupun petrokimia, serta rencana pengembangan EV Battery atau baterai kendaraan listrik.
Mengenai dengan rencana penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) PT KSI, dia mengatakan saat ini masih dalam proses kajian untuk mendapatkan timing yang tepat. Hal ini juga agar KSI bisa memperoleh hasil yang optimal.