Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krakatau Steel (KRAS) Raih Pendapatan Rp7,48 Triliun Semester I/2025

Krakatau Steel (KRAS) mencatat pendapatan Rp7,48 triliun di semester I/2025, naik 3,63% YoY, meski rugi meningkat. KRAS fokus pada efisiensi dan strategi bisnis
Direktur Utama PT Krakatau Bandar Samudera Akbar Djohan berbicara saat kunjungan ke kantor redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Senin (3/10/2022). Bisnis/Abdurachman
Direktur Utama PT Krakatau Bandar Samudera Akbar Djohan berbicara saat kunjungan ke kantor redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Senin (3/10/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) meraih pendapatan sebesar US$460,82 juta atau setara Rp7,48 triliun pada semester I/2025. Pendapatan KRAS itu tumbuh 3,63% secara tahunan (year on year/YoY). 

Mengutip laporan keuangan, pertumbuhan pendapatan KRAS juga diikuti dengan meningkatnya beban pokok pendapatan menjadi US$426,86 juta, naik 7,67% YoY. Hal itu membuat laba bruto KRAS menjadi US$33,96 juta, terkontraksi sebesar 29,58% YoY.

Setelah dikurangi beban operasional dan selisih kurs, KRAS membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$107,11 juta, menebal dari US$64,15 juta pada semester I/2024. 

Lewat keterangan resmi, Direktur Utama Krakatau Steel Akbar Djohan mengatakan kinerja operasional Krakatau Steel menunjukkan perbaikan efisiensi, tercermin dari penurunan beban usaha sebesar 16% menjadi US$47,6 juta atau Rp772,8 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

"Hal ini menunjukkan komitmen Krakatau Steel dalam memperbaiki struktur biaya dan meningkatkan produktivitas," katanya lewat keterangan resmi tanggal 24/7/2025. 

Akbar menjelaskan meskipun masih menghadapi tantangan dari sisi non-operasional, termasuk beban keuangan dan hasil investasi pada entitas asosiasi, Krakatau Steel terus menempuh langkah-langkah strategis untuk memperkuat fundamental keuangannya dan tetap menjaga stabilitas aset yang meningkat tipis sebesar 0,61% menjadi US$2,91 miliar atau Rp47,27 triliun per 30 Juni 2025.

"Memasuki fase baru operasional, Krakatau Steel telah mengaktifkan fasilitas produksi Hot Strip Mill 1 (HSM 1) di awal 2025. Fasilitas ini menjadi bagian penting dalam strategi transformasi dan pemulihan bisnis. Sejalan dengan itu, Perseroan juga terus memantapkan integrasi di segmen baja maupun non- baja sebagai langkah diversifikasi dan penguatan daya saing," tambahnya. 

Akbar menuturkan Krakatau Steel tetap optimis terhadap prospek perbaikan kinerja di paruh kedua tahun 2025.

"Kami fokus menjalankan strategi peningkatan kapasitas, efisiensi, serta kolaborasi dengan mitra strategis agar Krakatau Steel dapat memberikan kinerja yang lebih baik secara berkelanjutan," imbuhnya.

---------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Thomas Mola
Editor : Thomas Mola
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro