Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hore! Rupiah Ditutup Menguat Rp14.721, Paling Perkasa di Asia

Saat rupiah hari ini menguat, mayoritas mata uang Asia mengalami pelemahan terhadap dolar AS.
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah ditutup di zona hijau pada akhir perdagangan Kamis, (11/5/2023). Rupiah menjadi mata uang yang paling perkasa di Asia, di saat mata uang lainnya melemah terhadap dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg dikutip Kamis, (11/5/2023) pukul 15.01 WIB, rupiah terpantau menguat 10,5 poin atau 0,07 persen ke Rp14.721 per dolar AS.  

Di lain sisi, mayoritas mata uang Asia mengalami pelemahan terhadap dolar AS seperti baht Thailand yang melemah 0,28 persen, yuan China melemah 0,11 persen, dan dolar Singapura melemah 0,23 persen.

Selain itu, ada rupee India yang melemah 0,12 persen, peso Filipina melemah 0,13 persen, won Korea melemah 0,08 persen, dan yen Jepang melemah 0,14 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pada perdagangan besok, rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat.

"Dalam penutupan pasar sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 10 poin, walaupun sebelumnya sempat menguat 35 poin di level Rp14.721 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.732. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp14.690-Rp14.760," ujar Ibrahim dalam riset dikutip Kamis, (11/5/2023).

Sepanjang perdagangan hari ini, dolar AS naik lebih tinggi atau pulih setelah kerugian pada malam sebelumnya, sementara sterling tetap mendekati tertinggi baru-baru ini menjelang pertemuan penetapan kebijakan terbaru Bank of England.

"Bank of England akan mengumumkan kenaikan suku bunga ke-12 berturut-turut pada pertemuan kebijakannya nanti di sesi ini karena mengatasi inflasi utama dalam dua digit. inflasi tertinggi dari ekonomi maju besar mana pun," katanya.

Selain itu, pembuat kebijakan ECB Prancis, Francois Villeroy de Galhau mengatakan pada Rabu, (10/5/2023) bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut akan lebih marjinal, menambahkan dampak masa depan dari kenaikan suku bunga di masa lalu.

Keuntungan sebelumnya mendingin setelah data dari China sebagai mitra dagang utama menunjukkan harga konsumen naik pada kecepatan yang lebih lambat, memberikan bukti lebih lanjut dari permintaan domestik yang lemah.

Dari dalam negeri, pelaku pasar merespon positif terhadap pernyataan dari gubernur Bank Indonesia (BI) yang menegaskan bahwa perbankan Indonesia cukup kuat menghadapi berbagai tekanan, seperti dampak penutupan sejumlah bank di Amerika Serikat maupun kondisi pasar keuangan global. 

Stabilitas sistem keuangan Indonesia pada 2022 hingga Maret 2023 menunjukkan ketahanan yang kuat dan mampu menyediakan kredit dan pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional. 

"Selain itu, ketahanan ekonomi juga tetap terjaga. Hal ini ditopang oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai dan risiko yang terkendali. Terlebih sistem keuangan RI berdaya tahan menghadapi dampak penutupan sejumlah bank di Amerika Serikat, maupun dari keketatan kondisi pasar keuangan global," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper