Bisnis.com, JAKARTA — PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA) mencatatkan prapenjualan atau marketing sales Rp662,4 miliar per kuartal I/2023. Capaian ini meningkat 39 persen dibandingkan Rp477,6 miliar dibanding periode sama tahun lalu atau year-on-year (YoY).
Corporate Secretary KIJA Muljadi Suganda mengatakan capaian marketing sales tersebut sekitar 33 persen dari target Rp2 triliun. Target terdiri dari Rp1 triliun untuk Cikarang dan lainnya, dan Rp1 triliun dari perusahaan joint ventures (JV).
“KIJA mencapai Rp662,4 miliar pada kuartal I/2023 yang merupakan 33 persen dari target setahun penuh 2023 dan naik 39 persen dibandingkan dengan Rp477,6 miliar pada kuartal I/2022,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Selasa (9/5/2023).
Secara rinci, marketing sales KIJA dari Cikarang dan lainnnya memberikan kontribusi sekitar 12 persen atau sekitar Rp79,48 miliar. Berikutnya perusahaan JV berkontribusi 88 persen atau sekitar Rp582,91 miliar dari total capaian Rp662,4 miliar.
Adapun marketing sales KIJA dari JV terdiri atas penjualan dan produk industri berupa tanah atau lahan dengan bangunan pabrik standar berkontribusi 86 persen atau sekitar Rp501,3 miliar.
Berikutnya penjualan KIJA dari JV untuk segmen residensial/komersial, dan lainnya berkontribusi 14 persen atau sekitar Rp81,6 miliar.
Baca Juga
“Target marketing sales KIJA untuk tahun 2023 adalah sebesar Rp2 triliun, yang terdiri dari Rp1 triliun dari Cikarang dan lainnya (tidak termasuk JV), serta Rp1 triliun dari perusahaan-perusahaan Joint Venture,” tuturnya.
Target penjualan pemasaran atau marketing sales Rp2 triliun pada 2023 KIJA tersebut naik 16 persen dari realisasi 2022 senilai Rp1,72 triliun. Target ini didukung oleh pipeline yang solid dan menjanjikan untuk penjualan lahan industri di Cikarang dan Kendal.
Adapun KIJA merealisasikan Rp1,72 triliun penjualan pemasaran real estat untuk tahun 2022, melampaui target Rp1,7 triliun dan pencapaian 2021 senilai Rp1,42 triliun sebesar 21 persen.
Marketing sales KIJA pada 2022 utamanya berasal dari Cikarang yang mencapai Rp844,2 miliar dari lahan seluas 14,4 hektare. Hal ini termasuk penjualan tanah matang seluas 10,6 hektare sebesar Rp377,6 miliar.