Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham emiten BUMN Karya dan anak usahanya mayoritas bergerak di zona hijau pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis (4/5/2023) di tengah rencana pemangkasan BUMN Karya oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Mengutip RTI Business pukul 10.41 WIB, saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) terpantau menguat 2,75 persen ke level 560. Sebanyak 4,51 juta saham WIKA diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp2,48 miliar.
Selanjutnya saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) tercatat naik 1,96 persen ke level 206. Sebanyak 10,16 juta saham WSKT diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp2,08 miliar.
Saham Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) juga naik 1,49 persen atau 6 poin ke posisi 408, sementara saham WTON naik 1,23 persen ke 164 dan saham WEGE juga naik 0,75 persen ke 134. Sementara saham PPRO tercatat tak bergerak atau stagnan di level 50. Adapun saham WSBP terkoreksi 1,96 persen ke posisi 50.
Sebelumnya, menteri BUMN Erick Thohir berencana memangkas jumlah perusahaan BUMN Karya dari total 9 perusahaan menjadi 4 perusahaan sesuai rencana konsolidasi.
Erick Thohir mengatakan di tengah adanya masalah hukum yang tengah dihadapi salah satu BUMN Karya, yakni PT Waskita Karya Tbk. (WSKT), Kementerian BUMN masih terus melanjutkan konsolidasi dan memangkas jumlah perusahaan agar lebih fokus melaksanakan penugasan.
Baca Juga
"Kementerian BUMN akan terus melanjutkan konsolidasi sesuai dengan Buku Biru kita yang dibuat dua tahun lalu. Kita sudah review sebaiknya karya-karya ini dari 9 jadi 4. Jadi jelas, BUMN sebaiknya ada empat ekspertis di gedung saja, jalan saja, dan lainnya, jadi nggak palugada," katanya dalam Ramah Tamah dengan Media di Jakarta, Rabu (3/5/2023).
Adapun, harapannya dengan konsolidasi yang dilakukan tidak sampai menghambat pembangunan terlebih bagi perusahaan yang sedang mengikuti berbagai tender.
"Untuk karya-karya nanti kita mau coba konsolidasikan HK [Hutama Karya] dengan Waskita kalau enggak salah, lalu PP (PTPP)dengan WIKA [PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.] supaya konsolidasi keuangannya bukunya lebih sehat, ADHI [PT Adhi Karya Tbk.]ada juga nanti lebih detailnya," jelasnya.
Pemangkasan jumkah BUMN karya ini juga tengah dibahas bersama kemungkinan Penerimaan Modal Negara (PMN) untuk memperbaiki kas Perusahaan yang masih 'sakit', sehingga ada kemungkinan, konsolidasi BUMN karya akan dilaksanakan dengan skema yang kecil dimerger, dan yang besar-besar jadi kepemilikan berupa injeksi modal.
"Konsolidasi ini pasti terjadi, tapi belum jadi keputusan," tegasnya.
Dengan melakukan konsolidasi BUMN Karya, perusahaan BUMN bisa fokus bekerja sesuai dengan tugas dan penugasannya, serta diharapkan tidak membuat anak usaha yang tidak sesuai keahlian.
"Kalau bikin nggak sesuai keahliannya, alhamdulillah kalau hasilnya bagus ahlinya. Tapi yang sudah-sudah beberapa hasilnya nggak maksimal. Makanya, BUMN karya ini harus dibereskan juga isu-isu lama," katanya.
Saat ini, Erick menegaskan dengan adanya konsolidasi, kinerja BUMN karya sudah jauh lebih sehat, meskipun belum benar-benar sehat, terbukti dari proyek yang terus berjalan, dan pembayaran sudah dimulai.
"Intinya, BUMN karya makin sehat, tapi masih perlu waktu. Lihat PMN paling banyak ke karya. Apakah overall BUMN sakit ya enggak, masa sakit kasih dividen. Kalau sakit nggak mungkin kasih dividen. Tapi realita ada BUMN yang masih belum baik kondisinya, ya ada. Tapi kalau secara keseluruhan dari 41 jumlah yang sakit sudah kurang dari 10 persen," ungkapnya.