Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Emiten Grup Bakrie ENRG Naik 70 Persen Meski Produksi Migas Turun

Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$17,49 juta atau naik 70,12 persen secara year-on-year (yoy).
Gebang PSC Block./ PT Energi Mega Persada Tbk.
Gebang PSC Block./ PT Energi Mega Persada Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten minyak dan gas Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) menorehkan kinerja positif pada kuartal I/2023 dengan membukukan laba bersih US$17,49 juta atau sekitar Rp256,78 miliar (kurs Rp14.673/dolar AS).

Berdasarkan laporan keuangan ENRG, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$17,49 juta atau naik 70,12 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$10,28 juta.

Kendati demikian, penjualan neto perseroan turun 8,91 persen menjadi US$102,54 juta atau sekitar Rp1,5 triliun dibandingkan dengana kuartal I/2022 sebesar US$112,57 juta.

Direktur Utama ENRG Syailendra S. Bakrie menjelaskan, menurunnya penjualan tersebut terjadi karena penurunan produksi gas dan harga jual minyak yang lebih rendah.

"Produksi gas perseroan turun sebesar 25 persen dari 211 juta kaki kubik gas per hari di kuartal I/2022 menjadi 157 juta kaki kubik gas per hari di kuartal I/2023," ujar Syailendra dalam keterangan resmi dikutip Sabtu (29/4/2023).

Lebih lanjut dia mengatakan fluktuasi harga minyak dunia juga berdampak terhadap penurunan harga jualminyak Perseroan yang sebesar US$79,23 per barel di kuartal I/2023, dibandingkan dengan harga jual minyak yang tinggi di level US$103,40 per barel di kuartal I/2022.

Produksi gas yang lebih rendah tersebut disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, penurunan produksi gas dari aset Kangean dikarenakan kontrak jual beli gas yang sedang dalam proses pembaruan dengan para pembeli di Jawa Timur. Setelah proses pembaruan kontrak jual beli gas tersebut diselesaikan, diharapkan produksi gas dari Kangean akan meningkat secara bertahap.

Kedua, penghentian sementara atas produksi gas dari aset gas Sengkang sambil menunggu penyelesaian perpanjangan dan pembaruan kontrak jual beli gas dengan pembeli di Sulawesi. 

Kontrak jual beli gas untuk Sengkang sudah diselesaikan. Sengkang telah memulai kembali produksi gasnya, dan pasokan gas dari Sengkang diharapkan akan meningkat di kuartal II/2023.

Seiring dengan turunnya penjualan, beban pokok penjualan juga terpangkas 9,29 persen menjadi US$62,27 juta dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$68,65 juta.

Alhasil, laba bruto perseroan juga turun 8,31 persen menjadi US$40,27 juta pada kuartal I/2023 dibanding tahun 2022 sebesar US$43,92 juta.

Berdasarkan neraca, total aset ENRG naik tipis menjadi US$1,20 miliar hingga akhir Maret 2023 dibanding 31 Desember 2022 sebesar US$1,19 juta.

Liabilitas perseroan turun menjadi US$668,22 juta dibanding akhir Desember 2022 sebesar US$679,4 juta. Sementara itu ekuitas naik menjadi US$532,21 juta dibanding akhir 2022 sebesar US$514,92 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper