Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Turun 2 Pekan Beruntun Meski Laba Emiten Kuat

Harga minyak sebagian besar mengikuti tren pasar yang lebih luas minggu ini karena banyak pedagang menghindari posisi besar sambil menunggu keputusan The Fed.
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah turun untuk minggu kedua berturut-turut bahkan saat bursa saham Wall Street menguat terdorong kinerja emiten yang kuat.

Mengutip Bloomberg, Sabtu (29/4/2023), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) sebenarnya naik paling tinggi dalam hampir empat minggu pada perdagangan Jumat, didorong oleh sentimen risiko yang menguntungkan komoditas secara keseluruhan. Namun, Harga minyak sebagian besar mengikuti tren pasar yang lebih luas minggu ini karena banyak pedagang menghindari posisi besar sambil menunggu keputusan bank sentral AS berikutnya.

Harga minyak mentah berayun tajam pada April, atau sempat melonjak ke level tertinggi 15 bulan setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya mengumumkan pengurangan produksi. Kemudian, harga minyak justru menghentikan kenaikan tersebut di tengah tekanan teknis dan prospek yang memburuk.

Data ekonomi baru-baru ini menunjukkan bahwa inflasi AS terus meningkat, memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga dan meningkatkan kemungkinan resesi yang melemahkan permintaan.

Sementara itu, pasokan dari Rusia tetap tangguh meskipun ada sanksi dari negara-negara Kelompok Tujuh, dan pemulihan China lebih lambat dari yang diantisipasi.

Jatuhnya margin keuntungan untuk penyulingan di Asia sudah menunjukkan kelemahan di wilayah pengimpor minyak terbesar itu, tetapi pemulihan China mulai bertahan. Perusahaan penyulingan terkemuka China, Sinopec, mengatakan rebound negara itu akan mendorong pertumbuhan permintaan untuk produk minyak sulingan lebih dari 10 persen tahun ini.

Laba kuartal pertama untuk minyak melampaui ekspektasi pasar. Raksasa industri Exxon Mobil Corp. dan Chevron Corp meraup keuntungan yang sebelumnya tidak terlihat sejak minyak mencapai US$145 per barel pada tahun 2008, hampir dua kali lipat dari harga saat ini yang melipir di dekat US$75.

Keuntungan ExxonMobil naik lebih dari dua kali lipat dalam tiga bulan pertama tahun ini, dibantu oleh peningkatan permintaan minyak dan gas. Selain itu, langkah-langkah pemotongan biaya juga berkontribusi pada rekor laba kuartal pertama 2023 yang senilai US$11,4 miliar (£9,1 miliar), naik dari US$5,5 miliar dari setahun sebelumnya.

Meskipun harga energi menurun dari level yang tinggi, perusahaan minyak seperti ExxonMobil masih mampu mencetak keuntungan besar karena adanya kenaikan produksi minyak dan gas dan pemotongan biaya yang dilakukan untuk mengatasi dampak lockdown Covid-19 tiga tahun lalu.

Bahkan, meski perusahaan harus membayar windfall tax sebesar US$200 juta atau Rp2,9 triliun di Eropa, perusahaan tetap berhasil mencatatkan kenaikan laba yang signifikan pada kuartal pertama.

Windfall tax mengacu pada pajak yang dikenakan pada keuntungan yang diperoleh perusahaan atau individu dari situasi atau kondisi yang tak terduga atau kebetulan, seperti naiknya harga komoditas atau aset secara tiba-tiba dan signifikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper