Bisnis.com, JAKARTA — PT Menn Teknologi Indonesia Tbk. (MENN) bakal membayar utang kepada PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) senilai Rp1,68 miliar menggunakan dana hasil penawaran umum perdana (IPO) pada Juni 2023.
Direktur Utama MENN Michael Halim Mulyanto mengatakan utang tersebut masih relatif kecil dan pembayaran rencananya dilakukan pada Juni 2023. Adapun total utang MENN kepada Bank BCA mencapai Rp1,98 miliar dan akan dibayar secara bertahap.
“Kita punya utang itu sangat kecil pembayarannya juga direncanakan dibayarkan pada Juni Itu tidak semua [dibayar] dan masih disiasatkan,” tutur Michael di gedung BEI, Selasa (18/4/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan pada tahap pertama MENN akan membayar Rp1,68 miliar. Kemudian sisanya akan bergantung pada arus kas perseroan pada akhir tahun.
Selain itu, dia menyebut MENN mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk masuk dalam kategori saham syariah. Syarat untuk masuk dalam kategori tersebut adalah memiliki rasio utang yang relatif kecil.
“Satu hal yang ingin saya tekankan bahwa pembayaran utang itu sangat kecil ya kalau misalnya dilihat dibandingkan dengan temen-temen di sektor yang sama,” ujarnya.
Baca Juga
MENN berencana menggunakan Rp1,68 miliar dari total dana IPO sebesar Rp33,55 miliar untuk pembayaran sebagian pokok utang kepada Bank BCA. Total nilai pinjaman tersebut mencapai Rp1,98 miliar per Januari 2023.
Tujuan dari pinjaman tersebut adalah untuk membiayai kebutuhan MENN dalam pengadaan persediaan GPS Tracker dan modal kerja mendukung kegiatan pengembangan operasi sales.
Kemudian sekitar Rp12,4 miliar akan digunakan sebagai belanja modal atau capital expenditure (capex). Rinciannya sebanyak 10,34 miliar untuk pembelian dan pengadaan perangkat Internet of Things (IoT) device yang nantinya akan digunakan untuk jasa corporate lease.
Selanjutnya sebanyak Rp2,06 miliar akan digunakan untuk pengembangan software pendukung seperti vehicle weight sensor, mobile tracking, cold-chain monitoring dan lainnya.
MENN juga telah menandatangani perjanjian dengan pihak ketiga untuk pembelian dan pengadaan perangkat IoT device pada 21 Desember 2022. Selain itu, perseroan juga menandatangani perjanjian untuk pengembangan software pendukung pada 12 Desember 2022.
Sebanyak Rp2 miliar dari dana hasil IPO akan digunakan untuk menyewa bangunan sebagai cabang dan service point baru di Medan, Cikarang, Batang (Jawa Tengah) dan Surabaya. Hal ini untuk memperkuat jaringan yang ada dan fokus melayani keperluan IoT pada kawasan industri dan kebutuhan bisnis lainnya.
Sementara sisa dana IPO akan digunakan untuk kegiatan usaha berupa marketing digital, media promosi dan kegiatan peningkatan sales marketing. Lalu, pembelian persediaan berupa perangkat IoT device, serta penambahan SDM termasuk pelatihan dan peningkatan kualitas.