Bisnis.com, JAKARTA — PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) bakal membagikan dividen sebesar Rp1,65 triliun atau setara 70 persen dari laba bersih tahun buku 2022.
GM of Corporate Communication SMGR Arif Gunawan mengatakan para pemegang saham telah sepakat untuk membagikan dividen sebesar Rp1,65 triliun melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari ini, Senin (17/4/2023).
Nilai dividen tersebut setara 70 persen dari laba bersih 2022. Adapun sisa Rp709 miliar atau 30 persen dari laba bersih akan digunakan sebagai laba yang ditahan dan juga cadangan lainnya.
“Salah satu hasil keputusan dalam RUPS Tahunan SIG hari ini adalah para pemegang saham menyepakati pembagian dividen sebesar Rp1,65 triliun atau setara 70 persen dari laba bersih,” ujar Arif di Jakarta, Senin (17/4/2023).
Pemerintah juga mendapatkan jatah dividen tunai dari 51,2 persen kepemilikan saham SMGR atau sebesar Rp844,84 miliar. Kemudian sisanya sebesar Rp805,15 miliar akan dibagikan kepada investor retail atau setara 48,79 persen kepemilikan saham.
Dividend per share (DPS) dari SMGR pada tahun buku 2022 sebesar Rp244,38 per saham. Apabila mengacu pada harga pada hari ini di level Rp6.050, maka dividend yield SMGR sebesar 2,54 persen.
Baca Juga
Lebih lanjut, dia mengatakan pembagian dividen SMGR meningkat 61 persen dibandingkan tahun lalu. SMGR membagikan dividen senilai Rp1,02 triliun atau setara 50,66 persen dari laba bersih pada tahun lalu.
“Pembagian dividen kita meningkat 61 persen dibandingkan dividen tahun lalu yang hanya Rp1,02 triliun,” tuturnya.
SMGR mencatatkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,36 triliun sepanjang 2022. Laba tersebut meningkat 15,54 persen dari Rp2,04 triliun pada 2021.
Padahal pendapatan SMGR turun 0,88 persen dari Rp36,7 triliun menjadi sebesar Rp36,37 triliun pada 2022. Naiknya laba bersih disebabkan adanya beberapa beban yang turun signifikan sehingga terjadi peningkatan laba meski terjadi penurunan pendapatan.
Beberapa di antaranya adalah beban penjualan yang turun 10,39 persen menjadi 2,94 triliun, beban keuangan turun 21,04 persen menjadi Rp1,42 triliun, dan beban pajak penghasilan turun 43,69 persen menjadi Rp799,75 miliar.