Bisnis.com, JAKARTA — PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) menyebut adanya kelebihan pasokan pasar semen di Indonesia. Suplai semen baru mencapai sekitar 120 juta ton per tahun, sedangkan permintaan hanya 65 juta ton per tahun.
Direktur SMGR Adi Munandir mengatakan adanya kelebihan kapasitas semen hingga 120 juta ton per tahun dengan permintaan hanya mencapai 60 juta sampai 65 juta ton per tahun. Selain itu, SMGR juga mengalami adanya persaingan harga untuk produk semen.
“Industri semen ini sekarang kompleksitas tantangannya itu punya kombinasi yang unik,” ujar Adi dalam OCBC NISP Business Forum di Jakarta, Selasa (21/3/2023).
Selain itu, SMGR juga mengalami kesulitan dalam melakukan transformasi digital. Sebagai gambaran, terdapat pesaing lain yang membawa teknologi sehingga terjadi efisiensi dalam produksi.
Dalam teknologi baru tersebut, operasional produksi hanya membutuhkan tiga orang, sedangkan teknologi SMGR masih membutuhkan beberapa puluh orang dalam operasionalnya.
Dia lantas mengatakan SMGR membutuhkan adanya rencana operasional yang lebih efisien, kelayakan otonom, dan kontrol untuk memastikan tidak terjadi penghamburan uang. Efisiensi biaya disebut dapat dilakukan dengan transformasi digital.
Baca Juga
“Market bakal menghukum kita dengan hyper competition situations,” tuturnya.
Adapun SMGR telah bekerja sama dengan Amazon Web Services (AWS) mempercepat transformasi digital dengan memanfaatkan teknologi komputasi awan (cloud).
Seperti diketahui, SMGR memiliki wilayah operasional yang tersebar di wilayah Indonesia dan Vietnam, mencakup pabrik semen terintegrasi di 8 lokasi, pabrik pengemasan di 26 lokasi, 6 pabrik penggilingan semen dan 7 pelabuhan.
Adapun, jalur distribusi SMGR didukung oleh 306 distributor baik di Indonesia maupun di Vietnam (TLCC) serta akses ke 70.000 toko bangunan ritel di Indonesia.
Migrasi ini diperkirakan akan meningkatkan kecepatan proses komputasi hingga 1,6 kali dan berkontribusi pada peningkatan efisiensi penggunaan computing resources sebesar 20 persen.
Teknologi cloud juga memungkinkan SMGR menangani kompleksitas dan skalabilitas operasional perusahaan dengan tetap menjaga performa dan keandalan.
Secara umum, dengan cost leadership dari penggunaan teknologi cloud, SMGR memiliki potensi penurunan biaya operasional sekitar 30-40 persen serta meningkatkan faktor keamanan dengan teknologi yang tersedia di cloud.