Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Mengakhiri Pekan dengan Menguat ke Rp14.704

Rupiah ditutup menguat ke Rp14.704 pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (14/4/2023), di tengah pelemahan indeks dolar AS.
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup menguat ke Rp14.704 pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, Jumat (14/4/2023), melanjutkan keperkasaannya di tengah pelemahan Indeks dolar AS.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup naik 0,28 persen atau naik 41 poin. Hal tersebut terjadi di tengah pelemahan indeks dolar AS sebesar 0,16 persen ke 100,54.

Bersama dengan rupiah, beberapa mata uang Asia lainnya juga menguat seperti yen Jepang yang naik 0,22 persen, won Korea Selatan naik 0,88 persen, dan yuan China menguat 0,32 persen terhadap greenback.

Sementara itu, mata uang yang melemah adalah baht Thailand sebesar 0,26 persen dan dolar Singapura turun 0,23 persen.

Sementara itu, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan rupiah sempat menguat 80 poin sepanjang sesi perdagangan. Dia memperkirakan rupiah akan dibuka fluktuatif pada perdagangan Senin pekan depan (17/4/2023), tetapi ditutup menguat ke Rp14.680—14.740.

Ibrahim menyebutkan pergerakan rupiah dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Dari sisi eksternal indeks harga produsen (PPI) Amerika Serikat untuk permintaan akhir turun 0,5 persen pada Maret 2023. Dalam kurun setahun, PPI telah meningkat 2,7 persen dan merupakan kenaikan tahunan terkecil sejak Januari 2021.

Data tersebut keluar setelah indeks harga konsumen (CPI) mencapai 5 persen YoY pada Maret 2023, turun dari 6 persen pada Februari 2023. Sementara itu, inflasi inti meningkat 5,6 persen pada Maret 2023 dari 5,5 persen pada bulan sebelumnya.

“Pedagang berjangka dana Fed memperkirakan suku bunga acuan Fed mencapai puncaknya di 5,01 persen pada Juni, dari 4,830 persen sekarang, sebelum jatuh kembali ke 4,34 persen pada bulan Desember. Rilis ekonomi utama AS berikutnya adalah penjualan ritel pada hari Jumat, yang akan dianalisis untuk mengetahui bagaimana inflasi mempengaruhi pengeluaran konsumen,” tulis Ibrahim.

Data lain pada Kamis menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat lebih dari yang diharapkan minggu lalu, tanda lebih lanjut bahwa kondisi pasar tenaga kerja mengendur karena biaya pinjaman yang lebih tinggi mengurangi permintaan dalam perekonomian.

Dari dalam negeri, ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I/2023 tumbuh di bawah 5 persen, antara 4,7 persen  hingga 4,9 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang antara lain oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.

“Konsumsi rumah tangga diperkirakan masih menyumbang separuh dari pertumbuhan ekonomi 2023, sedangkan kontribusi investasi akan lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi pada tahun ini,” lanjutnya.

Sementara kontribusi net ekspor akan sedikit lebih kecil dibandingkan dengan tahun lalu, tetapi masih di level 20 persen, dan yang paling kecil menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi 2023 adalah konsumsi pemerintah.

Konsumsi pemerintah diperkirakan mengalami kontraksi, meski tidak akan sedalam 2022. Hal itu tidak terlepas dari normalisasi kebijakan fiskal dan moneter pemerintah. Selain itu, investasi pada 2023 lebih berketahanan terhadap tekanan global bahkan cenderung menguat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper