Bisnis.com, JAKARTA — Emiten anyar Grup Harita, PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) bakal meningkatkan target produksi feronikel hingga empat kali lipat tahun ini, dari adanya tambahan sejumlah lini produksi yang sudah siap beroperasi.
Berdasarkan keterangan Perseroan, saat ini NCKL telah menyelesaikan tiga lini produksi refinery High Pressure Acid Leach (HPAL) dan telah mencapai 100 persen kapasitas produksi, sehingga total kapasitas produksi mencapai 55.000 ton nikel MHP per tahun.
Selain itu, NCKL juga telah memasuki fase commisioning untuk produksi nikel sulfat sejak awal April 2023. Dengan hadir dan beroperasinya pabrik tersebut, akan menjadi pabrik nikel sulfat pertama di Indonesia.
Presiden Direktur NCKL Roy Arman Arfandy menambahkan, di luar proyek tersebut, Perseroan juga tengah membangun smelter kedua PT Halmahera Jaya Feronikel dengan target 8 line produksi.
"Sampai akhir Maret kemarin untuk enam line sudah produksi secara komersial. Harapan kami bisa sesuai dengan target kami akhir Juni bisa tercapai 8 line ini produksi semuanya," katanya saat ditemui usai seremoni IPO NCKL, Rabu (12/4/2023).
NCKL berharap dengan kehadiran delapan line produksi feronikel baru tahun ini, kapasitas produksinya bisa mencapai 100.000 ton per tahun, naik empat kali lipat dari tahun sebelumnya hanya 25.000 ton.
Adapun, Roy mengatakan hasil produksi nikel NCKL sementara masih diekspor pasar karena permintaan yang lebih banyak dari luar negeri.
"Hasil produksinya kami masih ekspor. Pembelinya macam-macam ada dari Korea, India, China, dan Jepang tergantung pembelinya," ujarnya.
Untuk proyek eksisting, saat ini, Perseroan dan Entitas Anak memiliki dan mengoperasikan dua proyek pertambangan nikel laterit aktif. Pertama seluas 4.247 hektar di Kawasi yang dioperasikan oleh NCKL dan 1.277 hektar di Loji yang dioperasikan oleh entitas anak, PT Gane Permai Sentosa.
Keduanya terletak di Pulau Obi, Provinsi Maluku Utara. Dengan demikian, total luas kawasan pertambangan Perseroan sekitar 5.524 hektare.
Selain itu, sampai dengan saat ini, Entitas Anak Perseroan memiliki dua prospek pertambangan nikel yaitu PT Obi Anugerah Mineral seluas 1.775 hektar dan PT Jikodolong Megah Pertiwi dengan luas 1.885 hektar. Keduanya juga berlokasi di Pulau Obi.
Adapun, berdasarkan laporan keuangan interim sampai dengan 30 November 2022, pendapatan NCKL dari kontrak dengan pelanggan mencapai Rp9,04 triliun. Pencapaian itu naik 17,40 persen dibandingkan pendapatan NCKL pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp7,70 triliun.
Selain itu, NCKL juga mencatatkan kenaikan laba usaha NCKL sebesar 18,43 persen dari Rp3,31 triliun menjadi Rp3,92 triliun per 30 November 2022.
Grup Harita (NCKL) Kerek Target Produksi Feronikel Empat Kali Lipat
NCKL menargetkan produksi nikel MHP 55.000 ton dan feronikel 100.000 ton tahun ini, naik dari tahun sebelumnya hanya 25.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
12 jam yang lalu
Ada yang Masuk & Borong Jumbo Saham PGAS Jelang Tutup 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
24 menit yang lalu
The Fed Pangkas Suku Bunga Acuan 25 Bps, Wall Street Ditutup Anjlok
34 menit yang lalu