Bisnis.com, JAKARTA — PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau Harita Nickel memutuskan pembagian dividen tunai sebesar Rp1,91 triliun dari laba bersih tahun buku 2024. Jumlah itu setara dengan Rp30,33 per saham.
Keputusan tersebut disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2024 yang digelar di Jakarta, Rabu (18/6/2025).
Berdasarkan paparan rapat, keputusan dividen sesuai dengan kebijakan perseroan untuk mengalokasikan minimal 30% dari laba bersih kepada pemegang saham.
“Pada tahun 2024, perseroan akan membagikan dividen tunai kepada pemegang saham sebesar Rp1.913.906.735.200 [Rp1,91 triliun] atau Rp30,332 per saham,” tertulis dalam materi paparan mata acara ketiga terkait dividen.
Sementara itu, dalam laporan keuangan konsolidasian akhir 2024, NCKL juga membentuk dana cadangan Rp12 miliar atau setara 0,19% dari laba bersih tahun lalu.
Pada tahun lalu, Harita Nickel membukukan laba bersih sebesar Rp6,37 triliun atau tumbuh tumbuh 13,53% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp5,61 triliun.
Baca Juga
Direktur Keuangan Harita Nickel Suparsin D. Liwan mengatakan perseroannya berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan kinerja keuangan mendatang.
“Kami akan tetap fokus menjalankan operasi secara efisien, menyelesaikan proyek yang sedang dalam masa konstruksi dan terus meningkatkan standar operasi,” kata Suparsin dalam keterangan resmi pada pertengahan Maret 2025.
Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir Desember 2024, NCKL mencatatkan pendapatan sebesar Rp26,96 triliun pada 2024. Jumlah tersebut meningkat sebesar 13,02% dari posisi pendapatan Rp23,85 triliun.
Sebagian besar pendapatan NCKL berasal dari pengolahan nikel pihak ketiga dengan nilai transaksi sebesar Rp23,16 triliun. Sementara itu, kontribusi penambangan nikel kepada pihak berelasi mencapai Rp3,8 triliun pada 2024.
Adapun sejumlah kontrak besar NCKL berasal dari Lygend Resources & Technology Co., Ltd China, sebesar Rp14,05 triliun, Ningbo Lygend Wisdom Co. Ltd., China sebesar Rp6,07 triliun dan Glencore International AG, Swiss sebesar Rp3,03 triliun.
Secara operasional, Harita Nickel membukukan volume penjualan bijih nikel sebesar 23,75 juta wet metric ton (wmt) ke perusahaan-perusahaan afiliasi yang bergerak di bidang pengolahan dan pemurnian nikel.
Di lini pengolahan dan pemurnian, perseroan menjual produk ferronickel (FeNi) sebanyak 126.344 ton, mixed hydroxide precipitate (MHP) sebanyak 63.431 ton, serta produk turunan MHP berupa nikel sulfat (NiSO₄) sebanyak 38.622 ton.
Seiring dengan peningkatan volume dan pendapatan, beban pokok penjualan NCKL juga mengalami kenaikan, yakni sebesar 18,84% menjadi Rp18,51 triliun. Dengan demikian, laba bruto perseroan mencapai Rp8,44 triliun sepanjang 2024.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.