Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Gencar Terbitkan Sukuk dan Obligasi, Asing Beri Sinyal Bullish

Animo investor asing sedang bullish terhadap Indonesia yang performa ekonominya lebih baik dari Amerika.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pengecekan kesiapan layanan bea cukai di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (9/4/2023). Dok Instagram @smindrawati
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pengecekan kesiapan layanan bea cukai di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (9/4/2023). Dok Instagram @smindrawati

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah baru-baru ini kembali menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan tujuan di antaranya mencapai target APBN atau membiayai proyek kerja sama antara pemerintah dan badan usaha (KPBU).

Pada 4 April 2023, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2023.

Dalam lelangnya, terdapat enam seri SBSN, di antaranya yakni SPN-S 03102023 (new issuance), PBS036 (reopening), PBS003 (reopening), PBS037 (reopening), PBS034 (reopening), dan PBS033 (reopening).

Berdasarkan laman resmi DJPPR Kemenkeu, imbal hasil yang ditawarkan bervariatif mulai dari 5,37 persen hingga 6,75 persen dengan tenor tiga sampai 24 tahun.

Selain itu, pada 11 April 2023, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan akan kembali melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa, (11/4/2023) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2023.

Terdapat tujuh seri yang akan dilelang, yaitu seri SPN03230712 (New Issuance), SPN12240411 (New Issuance), FR0095 (Reopening), FR0096 (Reopening), FR009 (Reopening), FR0097 (Reopening) dan FR0089 (Reopening). Adapun, imbal hasil yang ditawarkan bervariatif mulai dari 6,375 persen hingga 7,125 persen dengan tenor 5 sampai 28 tahun.

Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi mengatakan, perluasan sukuk negara baik karena permintaan terhadap instrumen obligasi dan sukuk pemerintah juga tinggi.

“Bahkan saat ini animo asing sedang bullish terhadap Indonesia yang performa ekonominya lebih baik dari Amerika maupun negara-negara tetangga di kawasan,” kata Lionel kepada Bisnis, Selasa (11/4/2023).

Namun, dari sisi global ketidakpastian inflasi masih tinggi, sehingga masuknya dana asing ke pasar obligasi dan sukuk Indonesia berpotensi kurang maksimal, terutama terkait proyeksi puncak suku bunga Fed.

Sebelumnya pelaku pasar yakin suku bunga Fed sudah di puncak 5 persen. Namun, saat ini pelaku pasar mulai khawatir puncak suku bunga bisa mencapai 5,25 persen karena kondisi pasar tenaga kerja Amerika yang masih ekspansif.

“Kondisi ini akan bergantung pada rilis data inflasi AS besok dan lusa,” katanya.

Sebelumnya Lionel mengatakan ekspektasi inflasi konsumen di Amerika Serikat naik di luar dugaan pada Maret, yang menyebabkan ekspektasi pasar terhadap kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuannya pada Mei mendatang menguat menjadi 72 persen.

Merespons hal ini, investor mengambil tindakan berhati-hati, seperti yang tercermin dari pergerakan saham AS yang cenderung flat dan kenaikan tipis imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sebesar 3 bps menjadi 3,42 persen.

“Kondisi ini bisa mengurangi antusiasme investor asing terhadap lelang SUN hari ini. Kami memperkirakan permintaan pada lelang SUN hari ini berpotensi melemah akibat berbaliknya sentimen para pelaku pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga Fed bulan depan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper