Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau fluktuatif pada awal perdagangan hari ini. Rupiah sempat dibuka menguat sesaat setelah perdagangan dibuka.
Berdasarkan data Bloomberg, Senin (10/4/2023), pukul 09.10 WIB mata uang rupiah terkoreksi 0,10 persen atau 14,5 poin menjadi Rp14.927 per dolar AS. Sementara itu, mayoritas mata uang Asia lainnya juga terpantau melemah terhadap dolar AS.
Kendati demikian, pada 09.20 WIB rupiah terpantau kembali menguat 0,05 persen ke level Rp14.904 per dolar AS. Mata uang lainnya yang terpantau menguat terhadap dolar AS adalah rupee India dengan menguat 0,13 persen dan peso Filipina yang menguat 0,15 persen.
Sedangkan, mata uang Asia yang lesu di antaranya yakni dolar Singapura melemah 0,14 persen, ringgit Malaysia melemah 0,16 persen, baht Thailand melemah 0,25 persen, dolar Taiwan melemah 0,07 persen, yen Jepang melemah 0,39 persen, dan won Korea melemah 0,26 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pada perdagangan Senin, rupiah akan dibuka berfluktuatif tetapi ditutup menguat Rp14.890 hingga Rp14.950.
Ibrahim mengatakan pergerakan rupiah disebabkan perilaku pasar yang memantau perkembangan tentang inflasi di bulan Ramadan dan Idul Fitri. Pemerintah dan Bank Indonesia terus memperkuat sinergi komunikasi kebijakan dalam mendukung pengelolaan ekspektasi masyarakat sehingga bisa mengendalikan inflasi selama Ramadan dan Idul Fitri 2023.
Baca Juga
"Dalam rangka menjaga stabilisasi harga, pemerintah telah menyalurkan bantuan sosial pangan berupa beras 10 kg kepada 21 juta warga penerima manfaat di 514 kota dan kabupaten di Indonesia dalam periode Maret-Mei 2023," katanya dalam riset harian dikutip Senin, (10/4/2023).
Selain itu, pemerintah juga terus mendorong operasi pasar dan stabilitas pasokan dan harga pangan di pelbagai daerah. Tujuannya untuk memastikan ketersediaan barang kebutuhan pokok bagi masyarakat selama Ramadan dan Lebaran 2023.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), data realisasi inflasi Indonesia yang pada Maret 2023 tercatat sebesar 4,97 persen (year on year/yoy). Realisasi tersebut lebih rendah dari Februari 2023 yang sebesar 5,47 persen (yoy), tetapi lebih tinggi dibandingkan inflasi Maret 2022 sebesar 2,64 persen (yoy).