Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) diprediksi terimbas rencana penggabungan dua entitas usahanya atau merger antara Telkomsel dan IndiHome.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan mengatakan kinerja TLKM akan lebih efisien dengan adanya integrasi antara IndiHome dengan Telkomsel. TLKM disebut dengan menggunakan networking yang sama dapat melayani bisnis fixed broadband dari IndiHome dan mobile broadband dari Telkomsel.
“Saat ini operator ke arah fixed mobile convergence (FMC), yakni kolaborasi maupun konsolidasi entitas usaha fixed dan mobile,” ujar Steven kepada Bisnis, Kamis (6/4/2023).
Dia menyebut integrasi antara Telkomsel dengan IndiHome lebih bersifat penataan ulang usaha daripada penggabungan usaha. Baik IndiHome maupun Telkomsel selama ini berfokus ke business to consumer (B2C), sedangkan TLKM lebih kepada business to business (B2B).
“IndiHome & Telkomsel yang sama-sama berfokus ke B2C dijadikan lebih ke arah konsolidasi jaringan, konsolidasi ekosistem, dan sebagainya,” tuturnya.
Menurutnya, IndiHome selama ini merupakan sebuah produk pengujian atau testing product. Suksesnya produk IndiHome membuat TLKM ingin mengkonsolidasikan kedua entitas usahanya tersebut.
Baca Juga
Tujuannya adalah untuk memaksimalkan bisnis grup Telkom sehingga dapat meningkatkan monetisasi bisnis. Dia juga menyebut praktik FMC sudah lazim dilakukan di negara lain. Strategi ini dapat mengeluarkan nilai potensi dari fixed broadband dan mobile broadband.
Secara terpisah, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan integrasi antara IndiHome dan Telkomsel merupakan langkah bagus bagi TLKM sehingga dapat meningkatkan efisiensi bisnis. Selain itu, integrasi juga akan meningkatkan daya saing bisnis telekomunikasi di Indonesia.
Adapun secara prospek TLKM tercatat selalu menguat untuk jangka menengah hingga panjang berdasarkan data dua Pemilu terakhir. Hal ini lantaran terjadinya lonjakan penggunaan layanan data saat Pemilu.
“Apalagi TLKM juga terus melakukan inovasi dan perbaikan misalnya melalui merger tersebut. Meskipun dari sisi risiko juga bisa datang dari konsumsi data yang lebih rendah dari perkiraan dan persaingan ketat,” ujar Cheril kepada Bisnis, Kamis (6/4/2023).
Cheril merekomendasikan buy untuk saham TLKM dengan target harga Rp4.550.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.