Bisnis.com, JAKARTA – Singapore Telecommunications Limited (Singtel) menilai integrasi IndiHome dan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dapat memperkuat bisnis Telkomsel dan mendorong perusahaan untuk menuju bisnis dengan pertumbuhan yang lebih tinggi.
CEO Group Singtel Yuen Kuan Moon mengatakan perseroan meyakini masuknya Telkomsel ke pasar fixed broadband yang tumbuh tinggi di Indonesia, bermitra dengan operator broadband terbesar di Indonesia yang menguntungkan dan profit, merupakan sesuatu yang besar.
Permintaan terhadap layanan internet cepat (broadband) berkualitas tinggi pascapandemi meningkat, selain tren operator seluler global juga telah mengarah ke fixed mobile convergence (FMC). Penggabungan ini pun akan memberikan nilai positif bagi Telkomsel.
"Langkah ini akan membantu Telkomsel mempertahankan posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi terintegrasi terkemuka di Indonesia dan sangat meningkatkan prospek pertumbuhannya,” kata Yuen Kuan dikutip dari laman resmi, Sabtu (8/4/2023).
Selain itu, kata Yuen Kuan, tidak hanya pelanggan yang akan mendapatkan lebih banyak pilihan dan inovasi, entitas yang diperbesar juga akan menuai sinergi biaya yang signifikan dari pemanfaatan jaringan yang lebih tinggi dan konvergensi sistem.
Singtel akan bekerja sama dengan Telkom untuk membantu membawa bisnis tersebut ke tahap pertumbuhan selanjutnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Telkom dan Telkomsel menandatangani Conditional Spin-off Agreement (CSA) untuk memisahkan dan mengintegrasikan IndiHome ke dalam Telkomsel. IndiHome 100% dimiliki oleh Telkom dan merupakan bisnis fixed broadband terbesar di Indonesia.
Spin off dan integrasi ini sejalan dengan inisiatif FMC Telkom, dan penandatanganan perjanjian pendahuluan ini merupakan langkah penting dalam mengimplementasikan strategi Telkom Group.
Telkom Group ingin menghadirkan lebih banyak pilihan dan pengalaman internet cepat yang lebih baik, mewujudkan inklusi digital di Indonesia, dan memperkuat bisnis Telkom Group.
Transaksi ini akan menjadi nilai tambah bagi Telkomsel dan telah mendapat dukungan dari pemegang saham Telkomsel, Telkom dan Singtel.
Indihome memiliki 75,2 persen pangsa pasar di Indonesia, salah satu pasar fixed broadband dengan pertumbuhan tercepat secara global dengan tingkat penetrasi sekitar 14 persen dibandingkan dengan 40 persen di seluruh Asia Tenggara.
Adapun rerata pendapatan per pelanggan (average revenue per user/ARPU) IndiHome pada 2022 sebesar Rp268.000 atau enam kali lipat dari ARPU Gabungan Telkomsel yang sebesar Rp44.000.
CSA diharapkan selesai pada awal kuartal ketiga 2023 dengan syarat-syarat tertentu terpenuhi, termasuk persetujuan dari pemegang saham Telkom.
Pascapenandatanganan CSA, serangkaian proses persiapan integrasi layanan fixed dan mobile broadband untuk pelanggan ritel akan dilakukan. Dalam hal ini, Telkom Group memastikan bahwa proses FMC dilakukan secara transparan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Untuk transaksi ini, Mandiri Sekuritas dan Goldman Sachs bertindak sebagai penasihat keuangan Telkom. Hadiputranto, Hadinoto & Rekan bertindak sebagai penasehat hukum Telkom.
Sedangkan Nurhadian Kartohadiprodjo Noorcahyo Legal (NKN Legal), Muhtar Halim & Partners Law Office (MHP Law Office), dan Purbadi & Associates bertindak sebagai penasihat hukum Telkomsel, dan PT HSBC Sekuritas Indonesia (HSBC) bertindak sebagai penasihat keuangan Telkomsel.
Citi bertindak sebagai penasihat keuangan untuk Singtel. Hiswara Bunjamin & Tandjung bertindak sebagai penasehat hukum untuk Singtel.