Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Lesu ke Rp14.932 per Dolar AS, Mayoritas Mata Uang Asia Perkasa

Rupiah ditutup di zona merah, kembali ke Rp14.932 per dolar AS di tengah indeks dolar AS yang menguat tipis.
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup di zona merah ke kisaran Rp14.900 per dolar AS pada perdagangan Rabu (5/4/2023) di tengah indeks dolar AS yang tengah menguat.

Mengutip data Bloomberg, Rabu (5/4/2023), mata uang Garuda ditutup melemah 33,5 poin atau 0,22 persen ke Rp14.932 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS mengalami penguatan 0,03 persen.

Bersama dengan rupiah, hanya dolar Taiwan yang turut melemah 0,11 persen dan yuan China melemah 0,02 persen.

Sementara itu, mata uang lainnya di Asia seperti yen Jepang menguat 0,27 persen, won Korea Selatan menguat 0,40 persen, rupee India menguat 0,27 persen, ringgit Malaysia menguat 0,15 persen, dan baht Thailand menguat 0,40 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa dolar AS masih berada di dekat posisi terendah dua bulan karena data ekonomi yang lemah. Hal ini mendukung gagasan bahwa Federal Reserve AS mungkin mendekati akhir siklus kenaikan suku bunga.

"Data menunjukkan lowongan pekerjaan AS turun ke level terendah dalam hampir dua tahun pada Februari, menunjukkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja akhirnya mereda. Lowongan pekerjaan, ukuran permintaan tenaga kerja, turun 632.000 menjadi 9,9 juta pada akhir Februari," ujarnya dalam riset harian, Rabu (5/4/2023).

Data pekerjaan AS yang lebih rendah dari yang diantisipasi menyebabkan pasar mengubah prospek kenaikan suku bunga. Pasar sekarang memperkirakan ada peluang 59 persen dari Fed yang tetap akan menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan berikutnya pada Mei.

Dari sisi internal, di tengah tekanan ekonomi global, sektor manufaktur Indonesia secara konsisten mengalami ekspansi di sepanjang kuartal pertama 2023. Indikator Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur nasional menguat kembali ke level 51,9 pada Maret 2023 dibandingkan dengan Februari 51,2.

Tingkat permintaan domestik terindikasi terus mengalami peningkatan, menopang aktivitas produksi manufaktur di tengah permintaan ekspor yang masih relatif tertahan. Selain itu, perbaikan distribusi dan logistik juga terus mengalami perbaikan dalam dua bulan terakhir sehingga mampu mendorong aktivitas produksi di dalam negeri.

Industri manufaktur yang terus ekspansif ini mencerminkan tetap kuatnya perekonomian kita di tengah perekonomian global yang masih dibanyangi oleh tren perlambatan dan ketidakpastian.

Sementara itu, memasuki periode Ramadan 2023, inflasi dapat terkendali dengan baik. Laju inflasi Maret 2023 tercatat hanya mencapai 4,97 persen yoy, menurun cukup signifikan dari bulan Februari yang tercatat sebesar 5,47 persen yoy.

Kemudian, inflasi harga pangan turun secara signifikan dari sebelumnya 7,62 persen yoy pada Februari 2023, menjadi 5,83 persen yoy pada Maret 2023. Meskipun demikian, terjadi sedikit kenaikan harga pada beberapa komoditas pangan menjelang Ramadan seiring naiknya permintaan.

Setelah ditutup melemah, Ibrahim memproyesikan untuk perdagangan besok Kamis (6/4/2023), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang  Rp14.900- Rp14.970.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper