Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat ke level 14.945 pada perdagangan hari ini, Selasa (4/4/2023). Rupiah menguat di tengah penguatan dolar AS.
Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka menguat 0,17 persen ke Rp14.945 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,09 persen ke 102,19.
Bersamaan dengan rupiah, dolar Hong Kong naik 0,01 persen, won Korea Selatan naik 0,66 persen, peso Filipina naik 0,21 persen, dan ringgit Malaysia naik 0,20 persen.
Sementara itu, mata uang di kawasan Asean tercatat melemah seperti yeng Jepang turun 0,23 persen, dolar Singapura turun 0,05 persen, rupee India turun 0,19 persen, yuan China turun 0,07 persen, dan baht Thailand turun 0,14 persen.
Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priadi dan Ekonom Samuel Sekuritas Arga Samudro mengatakan masih tebalnya ketidakpastian membuat pihaknya memperkirakan rupiah bergerak di rentang terbatas Rp15.555-Rp15.575 per dolar AS hari ini.
Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan sepanjang pekan lalu rupiah memimpin pasar Asia dan terapresiasi sebesar 1,07 persen secara mingguan.
Baca Juga
Kemarin, Badan Pusat Statistik merilis data inflasi Indonesia. Josua memperkirakan bahwa inflasi tahunan akan menurun menjadi 4,97 persen yoy dari sebelumnya 5,47 persen yoy seiring dengan perlambatan inflasi inti menjadi 2,98 persen yoy.
"Rupiah diperkirakan akan berada di kisaran Rp14.900-Rp15.050 per dolar AS," ujarnya.
Selain itu, penguatan rupiah terjadi seiring Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi sebesar 0,18 persen pada Maret 2023 (month-to-month/mtm). Berdasarkan kelompok pengeluaran inflasi terbesar ada pada makanan, minuman, dan tembakau.
Sementara itu berdasarkan wilayah inflasi tertinggi terjadi di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, yakni 1,30 persen. Pada periode yang sama, Kota Bandung, Jawa Barat melaporkan deflasi terdalam, yaitu -1,50 persen. Di Kupang, komoditas penyumbang inflasi adalah tarif angkutan udara (0,55 persen).
Adapun secara tahunan, angka inflasi Maret 2023 menjadi 4,97 persen dan 0,68 persen sepanjang tahun berjalan.
Sementara itu, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dalam Economic Outlook, Interim Report March 2023, memperkirakan inflasi Indonesia pada tahun ini mencapai 4,1 persen.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan target Bank Indonesia (BI) di kisaran 3 persen dan asumsi dasar ekonomi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 sebesar 3,6 persen.